Qnews.co.id, JAKARTA – Salah satu pabrik pembuat pesawat The Boeing Company mengalami kerugian sebesar Rp515 triliun. Akibat hal tersebut, perusahaan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 17.000 karyawannya.
CEO The Boeing Company Kelly Ortberg menjelaskan, PHK dilakukan demi efisiensi keuangan perusahaan karena mengalami kerugian selama lima tahun.
“Kami mengatur ulang jumlah tenaga kerja kami agar sesuai dengan realitas keuangan dan serangkaian prioritas yang lebih terarah,” kata Kelly dikutip Qnews.co.id, Senin (14/10).
Menurut Kelly, pengurangan karyawan tersebut menyasara jabatan eksekutif, manajer beserta karyawan biasa. Dia menyebut PHK harus segera dilakukan demi keberlangsungan perusahaan.
“Ada manajer, eksekutif dan karyawan, kami melakukan ini karena menyesuaikan kepada keuangan,” ungkapnya.
Saat ini, Boeing memiliki sekitar 170.000 karyawan di seluruh dunia. Mayoritas bekerja di fasilitas manufaktur di negara bagian Washington dan South Carolina.
Perusahaan sudah memberlakukan cuti sementara secara bergilir mulai September 2024. Namun, Ortberg mengatakan, cuti tersebut akan ditangguhkan karena adanya PHK beberapa bulan ke depan.
Boeing telah kehilangan lebih dari 25 miliar dollar Amerika Serikat sejak awal 2019. Saat mengumumkan PHK, perusahaan tersebut juga memberikan laporan awal tentang hasil keuangan kuartal ketiganya yang telah menghabiskan 1,3 miliar dollar Amerika Serikat.