Qnews.co.id, JAKARTA – Petenis muda Indonesia, Nathan Anthony Barki memecahkan kebuntuannya pada seri keempat Amman Mineral Men’s World Tennis Championship, Selasa (17/9).
Di babak pertama kejuaraan resmi Federasi Tenis Internasional (ITF) kevel M15 itu, Nathan menaklukkan unggulan kedelapan asal Swiss, Luca Castelnuovo, lewat pertarungan ketat, 6-4, 3-6, 7-6(6).
“Rasanya betul-betul lega dan menyenangkan. Aku telah bertanding sepanjang tahun. Setiap hari, aku berlatih keras namun hasilnya tidak selalu sesuai. Biar begitu, aku terus berusaha, menatap ke depan. Jadi, aku layak mendapat hasil ini,” ujar Nathan, selepas bertanding dua jam di Bali National Tennis Center, The Nusa Dua.
Kemenangan pertama Nathan di babak utama pada tahun ini berlangsung dramatis. Belia 19 tahun berada di ujung tanduk saat tie break set penentu. Castelnuovo memegang servis saat mencapai game point. Untung, servis itu patah sendiri.
Momentum ini seakan-akan mengembalikan performa Nathan di awal pertandingan. Pada set pembuka, peringkat 2173 tunggal dunia mencetak sepuluh poin beruntun untuk mengamankan tiga gim. Keunggulan satu break ini ia jaga sampai akhir.
Unggul satu set, Nathan justru bermain limbung pada set kedua. Bersusah-payah menggagalkan satu break point, satu servisnya tetap terlepas dari genggaman pada gim keenam. Castelnuovo benar-benar mendominasi dengan mengukir enam dari sepuluh acesnya di set ini. Melaju tanpa menemui break point, ia memaksakan set pamungkas.
“Di set kedua, aku benar-benar kesulitan untuk return. Sekalipun permainanku konsisten, aku merasakan tekanan yang besar di sana,” ujar Nathan.
Momentum Castelnuovo pun berlanjut. Selepas berbagi dua gim, peringkat 848 tunggal dunia ini merebut servis untuk unggul lebih dahulu. Nathan nyaris membalas langsung pada gim keenam.
Sayangnya, kesempatan untuk menyamakan kedudukan ini surna sebab bola backhandnya tersangkut di net. Punggawa tim nasional Merah ini pun tertinggal satu break, 4-5. Castelnuovo mungkin mencium kemenangan saat servis gim sepuluh. Unggul 30-15, cukup dua poin baginya untuk mendengar game set and match.
Akan tetapi, Nathan bangkit di saat kritis. Kokoh bertahan di baseline, dua poin beruntun ia cetak untuk mendapatkan break point. Kesempatan boleh datang dua kali dan satu lesatan bola forehand menyusur tepi lapangan lawan, membuat kedudukan kembali imbang.
Ujiannya tidak berhenti begitu saja. Nathan pun menunjukkan mentalitasnya kala menjaga servis di gim kesebelas. Kejar-mengejar sampai tiga kali deuce, atlet spesialis ganda ini memenangkan rally panjang berkat sontekan pendek di hadapan net.
Kejadian serupa berulang saat tie break. Seperti yang telah disiratkan, Nathan membukukan dua winner setelah menggagalkan game point Castelnuovo. Pada akhirnya, forehand menyusur tepi menggariskan kemenangan perdana di Pulau Dewata.
“Menghadapi game point itu, aku meneguhkan diriku. Aku bisa bermain solid. Aku percaya pada kemampuanku. Sedikit mengubah pola permainan, aku mendapatkan hasil yang memuaskan,” ujar Nathan, pemilik medali perak SEA Games 2023.
Statistik pun merekam ketatnya laga pada siang terik. Sama-sama menorehkan dua break, Nathan bermain lebih efisien. Ia hanya membutuhkan tiga kesempatan sementara petenis dari Pegunungan Alpen itu justru menyianyiakan tiga kesempatan. Kendati lebih sering tertinggal, Nathan, yang lebih rendah ribuan peringkat, unggul sebiji poin (64-63) untuk meraih satu tiket ke babak kedua, perdelapan final kejuaraan jenjang ITF M15 ini.
Pada perdelapan final, Rabu (18/9), Nathan menghadapi petenis India, Yuvan Nandal yang mengatasi wakil Jepang, Toki Adachi 6-1, 6-1. Ia pun menjadi harapan terakhir tuan rumah untuk berjaya di seri penutup kejuaraan disponsori perusahaan tambang Amman Mineral ini. Dua rekan segenerasinya menyerah pada pagi hari.
AAldhito Ramadhan Dwi Kurniawan mengakui ketangguhan petenis Jepang, Koki Matsuda 0-6, 3-6. Ahmad Fauzan, mendapat dua breadstick dari petenis Selandia Baru, Corban Crowther, 1-6, 1-6.