Qnews.co.id, JAKARTA – Analis Quotient Fund Indonesia Regen Lee menyebut pada bulan Oktober, cadangan emas Rusia mencapai rekor tertinggi sebesar USD207,7 miliar, dengan emas mencapai 32,9% dari cadangan internasionalnya.
“Persentase tertinggi sejak November 1999,” kata Regen kepada Qnews.co.id di Jakarta, Selasa (12/11).
Persentase emas dalam cadangan tertinggi sepanjang masa adalah 56,9% pada bulan Januari 1993, sedangkan yang terendah adalah 2,1% pada bulan Juni 2007.
Meskipun demikian, kata Regen, cadangan internasional Rusia secara keseluruhan turun sedikit dari USD633,7 miliar pada bulan September menjadi USD631,6 miliar pada bulan Oktober.
Sementara itu, pada sesi Amerika Utara hari Senin (11/11), harga perak (XAG/USD) turun di bawah level support penting USD31,00. Penurunan itu disebabkan oleh menguatnya Dolar AS (USD) menyusul kemenangan Donald Trump dari Partai Republik dalam pemilihan presiden AS.
“Janji Trump menaikkan tarif impor dan menurunkan pajak perusahaan menyebabkan defisit fiskal dan inflasi lebih tinggi. Itu menyebabkan Federal Reserve (Fed) mengambil sikap lebih agresif terhadap suku bunga,” paparnya.
Akibatnya, akan berdampak positif terhadap dolar AS (USD) dan imbal hasil obligasi, sehingga kepemilikan aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti perak menjadi kurang menarik ketimbang aset yang memberikan bunga.
Berikutnya minyak. Permintaan yang melemah di Tiongkok mengakibatkan pasokan yang lebih rendah dari eksportir minyak mentah terkemuka dunia, Arab Saudi, ke Tiongkok pada bulan Desember mengalami penurunan.
“Penurunan terjadi meskipun Arab Saudi menurunkan harga jual resminya untuk minyak mentah yang dimuat pada bulan Desember untuk Asia,” papar Regen.
Desember akan menjadi bulan kedua berturut-turut terhadap pengiriman Saudi ke Tiongkok menjadi berkurang, dengan perkiraan total 36,5 juta barel. Angka itu turun dari 37,5 juta barel yang diharapkan bulan ini dan 46 juta barel pada bulan Oktober.
“Penurunan pasokan juga akan menjadi volume bulanan terendah sejak Juli,” ujarnya.
Perusahaan milik negara Tiongkok seperti PetroChina, Sinopec, dan Sinochem diperkirakan akan mengangkat lebih sedikit kargo dari Arab Saudi.
Impor minyak mentah Tiongkok yang mengecewakan tahun ini karena berkurangnya kapasitas di kilang PetroChina dan lemahnya permintaan dari penyuling independen Tiongkok.
“Permintaan yang lemah ini mungkin telah berkontribusi pada keputusan kelompok OPEC+ untuk menunda pelonggaran pemotongan produksi hingga Januari 2025,” tandasnya.
*Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan konsulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489
For more information or participation inquiries, feel free to contact our hotline: 0818-0454-4489 (Surabaya),
0811-1534-489 (Jakarta),
0817-4890-999 (Tangerang),
or visit the nearest Quotient Center. Spaces are limited.