Qnews.co.id – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia, Siti Fauziah menceritakan kisah perjalanan karirnya selama bergelut menjadi bagian dari wakil rakyat.
Sejatinya, Siti Fauziah merupakan sosok perempuan pertama yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia.
Ia dilantik oleh Ketua MPR RI, Ahmad Muzani pada tanggal 9 Desember 2024, lalu di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Dalam sesi wawancara bersama tim Qnews.co.id, Siti Fauziah mengatakan, bahwa jabatan yang diembannya saat ini, memiliki banyak tantangan yang memaksa dirinya harus tetap berfikir secara matang dan tenang.
“Jadi sebenarnya saya tidak pernah bercita-cita atau memprediksi akan menjadi Sekjen MPR RI perempuan pertama dan alhamdulillah saya menduduki Sekjen perempuan MPR RI pertama,” kata Siti Fauziyah.
“Tantangan pastinya banyak, karena memang karir saya dari awal tahun 1991, saya menjadi staf di MPR sampai akhirnya berkarir terus sampai sekarang. Nah tantangan yang memang dihadapi itu adalah selain dari internal ada juga tantangan dari eksternal, dimana di internal juga karena memang mungkin ya stigma bahwa perempuan itu masih ada perbedaan dengan laki-laki itu pasti ada tantangan,” sambungnya.
Namun, Siti Fauziah juga merasa bersyukur karena langkahnya dalam menjalani tugas sebagai Sekjen wanita pertama di MPR RI selalu mendapat dukungan dari pimpinan MPR RI.
“Tapi alhamdulillahnya dari pimpinan MPR sendiri yang kebetulan perwakilan dari perempuan itu sangat mendukung adanya perempuan untuk maju, jadi itu yang saya bisa saya sampaikan bahwa memang kalau tantangan dari mulai ke Biro, ke Deputi, dan ke Sekjen pastinya banyak pro kontra,” jelas Siti Fauziah.
Dukungan yang diberikan kepada Siti Fauziah ternyata membuat dirinya semakin termotivasi dalam memberikan kinerja yang totalitas tanpa batas, sebagai salah satu bukti nyata untuk menjawab tantangan dan stigma lemahnya peran strategis dari seorang wanita.
“Jadi kalau saya beranggapan bahwa perempuan pun bisa memegang peran yang strategis, dimana asal itu mendapat dukungan terutama dari keluarga. Karena kita tahu bahwa beban ibu-ibu, beban perempuan itu harus melahirkan, harus jaga anak, dan lain lain. Kalau dari keluarga tidak mendukung membantu untuk peran itu, otomatis seorang perempuan tidak akan bisa maju,” ungkap Siti Fauziah.
“Jadinya dukungan keluarga sangat penting, dimana lingkungan pun harus mendukung karena masih banyak itu, perempuan tidak bisa, tapi kita bisa lihat dimana mana pun sekarang perempuan sudah cukup maju dan memegang peranan penting di segala bidang,” tambahnya.
Selain sebagai suntikan motivasi, dukungan yang diberikan kepada dirinya juga menjadi sebuah solusi nyata yang Ia rasakan dalam menjaga keseimbangan saat menjalani tugas negara dan dan tugas rumah tangga.
“Jadi saya memang bisa menyampaikan itu karena memang di keluarga saya, walaupun saya punya anak keluarga saya sangat mendukung, bukan hanya suami tapi kakak saya dan lainnya, orang tua saya juga mendukung, jadi saya bisa bercerita bahwa anak saya dari umur 6 tahun itu memang saya tidak menangani keluarga saya sendirian, jadi suami, kakak, orang tua saya membantu semuanya. Jadi apa-apa itu pasti didukung oleh keluarga semuanya,” ungkap Siti Fauziah.
Ia juga selalu berharap agar peran aktif dari seorang wanita mendapat dukungan penuh dari masyarakat Indonesia, terutama dari pihak keluarga. Apalagi saat ini sudah banyak sosok wanita yang berhasil dan sukses dalam menjalani tugasnya sebagai seorang pemimpin.
“Dan saya juga berharap untuk keluarga-keluarga yang istrinya atau perempuannya maju itu harap didukung karena biar bagaimana pun kita bisa lihat sekarang, kalau dulu mungkin masih sangat minim ya, tapi kalau sekarang kan keliatan sudah banyak sekali jabatan strategis yang diperankan oleh wanita,” ujarnya.
“Jadi kaya saya sendiri, bisa jadi saya dalam seminggu atau hari sabtu minggu itu tidak bisa bersama keluarga karena saya harus menjalankan tugas tapi alhamdulillah keluarga saya bisa mengerti sehingga membiarkan saya untuk tetap jalan mengemban tugas yang memang dibebankan ke saya,” sambungnya.
Siti Fauziah juga menyatakan, bakal menciptakan banyak ruang untuk para wanita di Indonesia yang ingin memberikan kontribusinya dalam menjalani peran strategis dan menggapai cita-cita.
“Jadi saya selalu memberi kesempatan kepada perempuan perempuan yang memang keliatannya maju dan mampu untuk menggapai cita cita. Satu kita memberikan kebebasan atau keleluasaan untuk mengambil program pendidikan yang lebih tinggi lagi dan memberi kesempatan, memberi kepercayaan yang paling penting sebenarnya kepada perempuan yang memang kita pandang mampu dalam menjalankan tugas tugasnya yang ada dan kita akan support itu semua,” ujarnya.
Siti Fauziah juga memastikan akan selalu terbuka dalam memberikan bantuannya kepada para wanita di Indonesia, khusunya Gen Z dalam hal pendidikan guna memberikan kontribusinya terhadap kemajuan negara.
“Kalau saya melihat gen z sekarang ini rata rata gamau ke kepemerintahan, mereka lebih seneng bebas ya, tapi kalau memang ada saya melihat ada beberapa juga yang fokus ingin memajukan negara kita, itu pasti kita dukung,” tegasnya.
“Contohnya tadi saya memberikan kalau memang ada yang ke saya meminta bantuan, misalnya untuk jalur pendidikan, terus untuk bercerita mengenai keluhannya kita akan coba bantu karena memang banyak gen z ini kalau saya lihat memang jarang dan bisa dibilang sedikit sekali yang ingin kepemerintahan. Jadi kalau memang ada kita akan dukung dengan upaya-upaya maksimal apalagi perempuan perempuan Indonesia dengan kemajuan teknologi ini bisa terus berkembang dengan lebih pesat lagi,” pungkasnya.