Qnews.co.id, JAKARTA – Direktur Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) untuk Indonesia Jiro Tominaga menjelaskan pihaknya telah menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai 500 juta dolar AS. Pinjaman tersebut digunakan untuk mendukung Indonesia mempercepat transisi energi.
Program transisi energi yang terjangkau dan berkelanjutan diharapkan mampu mendukung berbagai kebijakan Indonesia dalam mencapai kontribusi yang ditentukan secara nasional (NDC) dan target emisi bersih nol dari pembangkitan listrik pada 2050.
Adapun pinjaman tersebut merupakan salah satu dari dua subprogram dalam program tersebut.
“Indonesia berada di persimpangan yang sangat penting dalam perjalanan transisi energinya,” kata Jiro Tominaga di Jakarta, Jumat (20/9).
Pesatnya pertumbuhan pembangkitan listrik telah membantu Indonesia mengatasi sebagian besar kendala pasokan listriknya. Hanya saja, hal itu mengakibatkan ketergantungan kelistrikan yang besar pada sumber tenaga berbasis bahan bakar fosil seperti batu bara, gas, dan diesel.
“Program pinjaman berbasis kebijakan ini mendukung pengembangan kebijakan dasar dan kolaboratif Indonesia guna mengidentifikasi dan menjawab berbagai tantangan kompleks di sektor ini dalam mempercepat peralihannya menuju energi berkelanjutan dan bersih,” papar Jiro.
Program itu nantinya berfokus pada pembangunan kerangka kebijakan dan regulasi yang kuat bagi terwujudnya transisi energi bersih, memperkuat tata kelola sektor dan keberlanjutan keuangan. Juga memastikan transisi yang adil dan inklusif.
Salah satu langkah pentingnya adalah pengembangan Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif (Comprehensive Investment and Policy Plan/CIPP), dengan dukungan dari Kemitraan Transisi Energi Adil Indonesia, akan mengidentifikasi persyaratan dan peluang investasi untuk mencapai transisi energi yang adil.
Langkah penting lainnya, melakukan penyempurnaan regulasi untuk meningkatkan skala kapasitas energi terbarukan, dan prakarsa dalam memperkuat kapasitas dan tata kelola badan usaha milik negara di bidang energi.
“Termasuk meningkatkan kesetaraan gender,” ujarnya.
Program itu merupakan upaya bersama dari ADB dan mitra pembiayaannya, yaitu Lembaga Pembangunan Prancis (AFD/Agence Française de Développement) dan Kerja Sama Pembangunan Jerman melalui Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) untuk mendukung Indonesia dalam transisi energi.
ADB memberikan dukungan untuk tahap awal pengembangan regulasi transisi energi dengan dukungan menyeluruh melalui Mekanisme Transisi Energi, pembiayaan infrastruktur yang dijamin pemerintah dan yang tidak dijamin pemerintah. Termasuk juga rangkaian luas proyek bantuan teknis.
ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem.
Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 68 anggota, dengan 49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.