Qnews.co.id – Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menolak jika disalahkan atas kelangkaan tabung gas Elpiji (LPG) 3 Kg di tengah masayarakat.
Sebaliknya, Bahlil malah menyalahkan warga warga yang suka memborong tabung 3 kg tersebut. Menurutnya, kelangkaan terjadi karena warga membeli terlalu banyak.
“Mungkin yang mengatakan bahwa langka itu adalah bagi yang membeli banyak. Tapi kalau hanya untuk kebutuhan, insyaAllah konsumsinya, saya pikir, konsumsi rumah tangga clear kok,” kata Bahlil kepada wartawan di The Highland Park Resort, Bogor, Jawa Barat, dikutip Minggu (2/2/2025).
Dia meminta agar masyarakat yang membeli Elpiji 3 Kg cukup dengan satu tabung. Sebab, ia menjelaskan saat ini masih banyak pihak yang secara individu membeli Elpiji 3 Kg dengan jumlah banyak.
“Satu orang jangan beli banyak-banyak dong. Kalau hanya untuk konsumsi rumah tangga, kan pasti ada batasannya. Tapi kalau satu orang, satu rumah tangga, sudah beli sampai 30 tabung, 40 tabung, berarti kan ada maksud lain,” terang Bahlil.
Diketahui, Warga Jakarta, terutama di wilayah Jakarta Pusat, tengah menghadapi masalah yakni kelangkaan Elpiji 3 Kg yang telah berlangsung selama lebih dari seminggu.
Gas bersubsidi yang biasa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga ini mendadak sulit ditemukan di berbagai agen dan pedagang gas keliling.
Keluhan warga pun tersebar luas, dan banyak yang terpaksa pulang tanpa membawa gas setelah berkeliling mencari. Warga Karang Anyar, Jakarta Pusat, Ningrum (42), mengeluhkan kelangkaan gas yang sudah berlangsung selama satu minggu.
“Iya nih sudah mulai langka. Ini sih enggak saya pakai buat dagang, cuma buat masak. Tapi karena enggak ada gas jadi enggak bisa masak,” ujar Ningrum.
Ningrum yang terpaksa mencari gas di beberapa tempat bahkan harus kembali lagi ke rumah dengan tangan kosong. “Empat tempat, warung dua. Terus agen di pasar inpres juga kosong, terus di agen sini juga kosong,” kata Ningrum.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) Jakarta Hari Nugroho menjelaskan, salah satu penyebab utama kelangkaan gas bersubsidi ini adalah pengurangan kuota Elpiji subsidi pada tahun 2025,” ucapnya.
“Dikarenakan antara usulan kuota Elpiji subsidi untuk Jakarta di 2025 lebih kecil dari realisasi penyaluran Elpiji di 2024, ada pengurangan sekitar 1,6 persen,” ujar Hari, Selasa (28/1/2025).
Kuota Elpiji subsidi untuk Jakarta pada 2025 ditetapkan sebesar 407.555 metrik ton (MT), lebih kecil dibandingkan dengan kuota yang digunakan pada tahun 2024, yaitu 414.134 MT.
Selain itu, kelangkaan juga dipengaruhi oleh adanya hari libur nasional yang menghambat distribusi gas.