Qnews.co.id – JEC Eye Hospitals and Clinics atau RS Mata JEC kembali menggelar Bakti Sosial (Baksos) keduanya untuk penderita Glaukoma. Kali ini, JEC akan memberikan operasi implan Glaukoma gratis bagi penderita glaukoma dengan target tindakan pada 100 mata.
Baksos Operasi Implan Glaukoma JEC ini berlangsung pada 29 Oktober 2024 hingga April 2025 mendatang.
Sebagai informasi, Glaukoma merupakan penyebab kebutaan tertinggi kedua setelah katarak. Lebih dari 80 persen kasus glaukoma muncul tanpa gejala.
Ketua JEC Glaukoma Service JEC Eye Hospitals and Clinics, Profesor Dr dr Widya Artini Wiyogo menjelaskan bahwa Glaukoma terjadi lantaran peningkatan tekanan dalam bola mata yang dapat merusak saraf optik.
“Kondisi neuropati optik progresif ini berdampak pada penurunan fungsi penglihatan, lapang pandang semakin menyempit hingga buta permanen yang tak bisa disembuhkan,” jelas Widya Artini Wiyogo, Selasa (29/10/2024).
Profesor Widya juga menegaskan bahwa glaukoma tidak bisa disembuhkan, namun kebutaan glaukoma dapat dicegah dengan deteksi dan terapi sejak dini.
“Sebab itu, penting bagi masyarakat lebih sadar mengenai kelainan mata ini, sekaligus mengetahui tanda-tanda awal, sehingga glaukoma segera terdeteksi dan ditangani. Pemeriksaan mata secara rutin sangat krusial,” katanya.
Profesor Widya juga memaparkan bahwa implan glaukoma merupakan prosedur bedah untuk menurunkan tekanan dalam bola mata.
Operasi ini menjadi pilihan utama bagi pasien glaukoma dengan tekanan bola mata yang tidak terkontrol, atau mengalami kerusakan saraf mata berat, dan sudah tidak lagi merespons terapi lainnya.
Sejatinya, tindakan intervensi medis berupa operasi implan glaukoma menjadi salah satu solusi yang tepat agar penderita mendapatkan kembali hidup berkualitas terhindar dari kebutaan akibat glaukoma.
Inilah yang mendorong JEC untuk melakukan aksi sosial memberikan operasi implan glaukoma bagi penderita glaukoma. Kegiatan ini dilaksanakan bertepatan dengan World Sight Day 2024.
Diketahui, prevalensi glaukoma secara global pada kelompok usia 40-80 tahun mencapai 3,54 persen. Pada 2013, penderitanya mencapai 64,3 juta. Angka ini diproyeksi terus meningkat menjadi 76 juta pada 2020, dan diperkirakan berjumlah 111,8 juta pada 2040 mendatang.
Sementara di Indonesia, data yang sempat dirilis secara resmi prevalensi glaukoma sebesar 0,46 persen (setiap 4 sampai 5 orang per 1.000 penduduk). Di JEC Eye Hospitals and Clinics, jumlah pasien yang terdiagnosa glaukoma mencapai hampir 250.000 orang, hanya selama periode 5 tahun terakhir pada 2020 sampai 2024.