Qnews.co.id, JAKARTA – PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) berkomitmen untuk memperluas kapasitas produksi dan fokus pada ekspor serta pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Head of Corporate Relations PT Etana Biotechnologies Indonesia Andreas Donny Prakasa mengungkapkan perusahaan akan meningkatkan kapasitas untuk tujuan ekspor. Tidak hanya untuk kebutuhan lokal tapi juga untuk kebutuhan manca negara atau internasional.
Etana juga fokus dalam mengembangkan SDM menjadi pionir pengembangan bioteknologi nasional. Hal itu sesuai dengan arahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang mengunjungi fasilitas produksi PT Etana Biotechnologies Indonesia di Jakarta, Jumat (27/9).
“Itu sebagai bagian dari komitmen untuk mendukung pengembangan industri bioteknologi nasional,” kata Andreas dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (27/9).
Ke depan, Etana akan membangun fasilitas baru yang siap digunakan untuk mengembangkan berbagai platform produksi vaksin dan produk biologi lainnya.
Dengan dukungan BPOM, Etana meyakini bisa berkontribusi dalam mengembangkan produk-produk bioteknologi yang inovatif dan berdaya saing tinggi, baik di pasar domestik maupun internasional.
Kunjungan Kepala BPOM Taruna Ikrar ke PT Etana Biotechnologies Indonesia merupakan bentuk dukungan agar Etana lebih baik lagi dalam mengembangkan produk bioteknologi berbasis teknologi canggih.
“Kita menganggap Etana Biotechnologies adalah aset nasional kita. Aset bangsa yang membutuhkan dukungan dari pemerintah untuk sampai ke situ, makanya kami datang ke sini,” kata Taruna.
Ia juga menyebut, teknologi produksi berbasis biologi yang dikembangkan Etana memiliki keunggulan dibandingkan produk impor yang biayanya lebih tinggi.
Selain itu, Etana yang telah memenuhi standar good manufacturing practice (GMP) yang sangat baik. Hal itu, bahkan melebihi beberapa persyaratan yang telah ditetapkan.
“Manufacturing praktisnya bagus. Bahkan ada beberapa hal yang sebetulnya belum menjadi persyaratan Etana sudah memilikinya. Itu kan nilai plus,” paparnya.
Pada kesempatan itu, Taruna menyampaikan sejumlah rekomendasi agar Etana mampu meningkatkan kapasitas produksinya, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun juga untuk tujuan ekspor.
Ia berharap Etana mampu meningkatkan jumlah produksi hingga dua hingga tiga kali lipat dari kapasitas saat ini. Hal itu sebagai syarat agar bisa memenuhi permintaan internasional.
“Dampak dari itu pasti harga turun. Kalau produksi banyak pasti harga turun,” kata Taruna.
Selain itu, ia menekankan pentingnya pengembangan SDM di sektor bioteknologi. Menurut Taruna, publikasi hasil riset dari peneliti Etana akan membantu meningkatkan peran Indonesia di kancah ilmu pengetahuan global.