Pemakaian Galon Guna Ulang, PRK: Kepercayaan Masyarakat Tinggi karena Ramah Lingkungan

Kepercayaan masyarakat untuk memakai galon guna ulang ternyata semakin meningkat, karena dianggap lebih ramah lingkungan. Foto: Antara

Qnews.co.id, JAKARTA – Pusat Riset Konsumen (PRK) Ganesha mengungkapkan hasil riset mereka terkait penggunaan galon guna ulang berbahan polikarbonat untuk sehari-hari.

Peneliti Senior Lembaga Pusat Riset Konsumen Ganesha Aan Rusdianto menjelaskan tentang kepercayaan masyarakat untuk memakai galon guna ulang ternyata semakin meningkat, karena dianggap lebih ramah lingkungan.

“Jadi selain aman dan praktis, tentunya ramah lingkungan. Ini jadi alasan kuat karena tidak perlu menggunakan plastik baru dalam setiap kemasan. Jadi lebih hemat dalam menggunakan plastik,” ujar Aan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (7/11).

Aan menuturkan, tingkat penggunaan galon guna ulang dari survei yang mereka dilakukan terhadap total 94 institusi, mulai dari rumah sakit, kantor pemerintah, kantor berita di Jakarta, Bekasi, Depok dan Tangerang mencapai 89,36 persen,

Penggunaan galon guna ulang masih cukup tinggi meskipun saat ini ada isu miring terkait Bisphenol A atau dikenal dengan singkatan BPA, salah satu zat kimia yang terkandung dalam plastik.

Hasil riset menunjukkan, sebesar 5,32 persen respponden menggunakan air mineral dalam kemasan (AMDK) galon sekali pakai, lalu 5,32 persen yang menggunakan kedua jenis galon tersebut.

Temuan tersebut, ujar Aan, membuktikan bahwa masyarakat sadar jika Indonesia sedang dalam kondisi darurat sampah plastik. Menggunakan galon guna ulang bisa membantu untuk mengurangi tumpukan sampah plastik terlebih yang ukurannya cuku[ besar.

“Bisa dibayangkan jika setiap hari harus membuang galon. Mereka seperti rumah sakit konsumsinya sangat besar sekali. Artinya, jika setiap hari harus membuang itu kan, menimbulkan tumpukan sampah yang tidak perlu,” paparnya.

Masih dari hasil survei yang sama, ditemukan sebanyak 33 dari 36 rumah sakit masih menggunakan galon guna ulang, satu rumah sakit menggunakan galon sekali pakai. Kemudian ada dua rumah sakit lain yang menggunakan kombinasi dari kedua tipe galon.

Kemudian dari 36 lembaga pemerintahan, sebanyak 32 persen menggunakan galon guna ulang, dua instansi menggunakan galon sekali pakai serta dua instansi lainnya menerapkan sistem kombinasi.

Berikutnya, dari 25 kantor media, 22 di antaranya menggunakan galon guna ulang. Lalu ada dua media memakai galon sekali pakai dan satu media menerapkan kedua jenis galon tersebut.

“Alasan mereka pilih galon guna ulang karena praktis, aman, tidak menimbulkan sampah dan tidak pernah ada keluhan selama bertahun-tahun menggunakannya,” ucapnya.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menjelaskan bahwa rumah sakit sebagai instansi yang paling perhatian terhadap kualitas kesehatan termasuk memilih penggunaan kemasan pangan yang baik.

“Artinya mereka peduli pada green hospital karena dalam konsep itu tidak boleh ada sampah. Baik medis atau non medis karena terjadi pemborosan yang akhirnya mengganggu lingkungan,” jelas Hermawan.

Menurut Hermawan, rumah sakit hijau merupakan bagian dari health promoting hospital, dimana mereka menggunakan sumber daya yang efisien dan efektif. Serta tetap mengutamakan standarisasi, jaminan kualitas dan jaminan mutu.

Dari semua itu, Hermawan mengingatkan agar galon guna ulang sebaiknya bersertifikasi SNI dan disimpan di tempat yang tepat. Penggunaan higienitasnya juga harus baik, dan frekuensi isi ulangnya diperhatikan.

“Yang terpenting, tidak disimpan pada tempat-tempat yang berisiko terpapar suhu dan juga bakteri,” terangnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan