Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza

Militer Israel menyatakan sedang memastikan kemungkinan pemimpin gerakan Hamas Palestina, Yahwa Sinwar, meninggal dalam sebuah serangan di Jalur Gaza. Foto: ANTARA

Qnews.co.id, JAKARTA – Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dikabarkan tewas setelah tank Israel mengepung sebuah rumah di wilayah Gaza, Palestina pada Kamis (17/10).

Pasca-kejadian, militer Israel menyatakan pihaknya sedang memastikan apakah kemungkinan pemimpin gerakan Hamas Palestina, Yahwa Sinwar, telah meninggal dunia dalam sebuah serangan di Jalur Gaza.

Bacaan Lainnya

Israel, dalam pernyataannya pada Kamis (17/10), membeberkan bahwa tiga warga Palestina dinyatakan tewas selama operasi gabungan dilancarkan oleh militer dan dinas keamanan Shin Bet.

“Kami sedang memeriksa kemungkinan bahwa salah satu dari mereka adalah Yahya Sinwar,” ungkap militer Israel, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Israel segera memeriksa sidik jari dan catatan gigi dari jasad yang diyakini sebagai Yahya Sinwar. Pemeriksaan itu dilakukan berbarengan dengan tes DNA oleh Israel.

Sebelumnya, pemerintah Israel telah memiliki sejumlah data biometrik Sinwar. Hal itu dikarenakan Sinwar pernah menghabiskan lebih dari dua dekade hidupnmya di penjara Israel atas tuduhan pembunuhan.

Dilansir CNN, AFP dan Reuters, dalam waktu tak terlalu lama, Israel berhasil menyelesaikan tes DNA. Hasilnya, pihak Israel meyakini jasad korban akibat serangannya di Gaza merupakan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada pers menyatakan perang terhadap Hamas belum berakhir.

“Perang belum berakhir. Dan ini sulit, dan kondisi ini menuntut kita menanggung akibat yang besar,” ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan video, seperti dilansir dari AFP, Jumat (18/10).

Netanyahu juga mengimbau dalam sebuah pesan kepada warga Palestina di Gaza untuk mengembalikan sandera yang masih diculik sejak 7 Oktober 2023. Ia menyerukan agar para pejuang Palestina menyerah.

“Siapa pun yang meletakkan senjatanya dan mengembalikan para sandera, kami akan membiarkan dia terus hidup,” imbuh Netanyahu.

Yahwa Sinwar sebelumnya diangkat menjadi kepala biro politik Hamas pada Agustus 2014. Ia dilantik menggantikan Ismail Haniyeh yang terbunuh dalam kunjungan ke Iran pada 31 Juli 2024.

Sebagai informasi, Sinwar lahir di kamp pengungsi Khan Younis di wilayah Gaza selatan. Sinwar diketahui bergabung dengan Hamas ketika Sheikh Ahmad Yassin mendirikan kelompok tersebut pada waktu intifada Palestina pertama pecah di tahun 1987.

Setahun berikutnya, Sinwar mendirikan aparat keamanan internal kelompok. Ia lalu memimpin unit intelijen yang didedikasikan untuk menyerang dan menghukum tanpa ampun –terkadang membunuh– setiap warga Palestina yang dituduh telah memberikan informasi kepada Israel.

Yahya Sinwar diketahui merupakan lulusan Universitas Islam di Gaza. Ia telah mempelajari bahasa Ibrani dengan sempurna meskipun secara otodidak selama 23 tahun di penjara Israel. Sinwar bahkan disebut memiliki pemahaman yang mendalam tentang budaya dan masyarakat Israel.

Sinwar sempat menjalani hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan pembunuhan dua tentara Israel. Saat itu, ia menjadi yang paling senior dari 1.027 warga Palestina yang dibebaskan sebagai ganti tentara Israel Gilad Shalit di tahun 2011.

Sinwar juga didapuk menjadi komandan senior di Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas. Jabatan itu ia emban, sebelum akhirnya mengambil alih kepemimpinan keseluruhan gerakan di Gaza.

Saat menjabat, Sinwar lebih suka menyelesaikan persoalan Palestina dengan cara-cara yang lebih keras. Sementara pendahulunya, Ismail Haniyeh, berupaya mendorong Hamas agar menampilkan wajah moderat kepada dunia.

Akibat tindak tanduknya, sosok Yahya Sinwar kerap dijuluki seagai dead man walking atau ‘orang mati berjalan’.

Sebelumnya, Radio Angkatan Darat Israel melaporkan upaya tank Israel yang menembak sebuah rumah karena ada pergerakan mencurigakan pada tengah malam.

Pagi harinya, Radio Angkatan Darat Israel mengirimkan pesan bahwa sebuah pesawat nirawak memindai area serangan dan tentara mengenali wajah yang diduga Yahya Sinwar di antara reruntuhan.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz dalam pernyataan yang dikirim ke media mengonfirmasi terkait tewasnya Yahya Sinwar. Dia menuding Sinwar merupakan dalang dari serangan kelompok Hamas ke Israel pada tanggal 7 Oktober 2023.

“Pembunuh massal Yahya Sinwar yang harus bertanggung jawab atas pembantaian dan kekejaman yang terjadi pada tanggal 7 Oktober, telah dihabisi hari ini oleh IDF (militer Israel),” kata Katz.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan