Qnews.co.id, JAKARTA – Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta Soroy Lardo menjelaskan virus Mpox (cacar monyet) merupakan salah satu contoh perubahan pola penyakit akibat dinamika kehidupan yang bergerak di antara patofisiologi interaksi manusia.
Dengan adanya patogenitas penyakit, diperlukan adaptasi dan upaya mengendalikan perilaku terhadap lingkungan.
Perkembangan penyakit infeksi seperti Mpox yang menjadi perhatian beberapa waktu terakhir, kata Soroy, menjadi porsi utama di masa depan. Pasalnya, pola pikir masyarakat terhadap pandemi yang bersifat klinis dan komunitas (transboundary diseases) serta multisektor belum selesai.
“Mpox layaknya seperti infeksi virus lainnya merupakan suatu patogen yang sampai saat ini memiliki varian dinamik sangat luas. Dari sifat yang sembuh sendiri (self limited) sampai dengan kondisi berat, bahkan dengan kerentanan tertentu dapat menimbulkan kematian,” ujar Soroy dalam keterangan yang diterima Qnews.co.id, Minggu (22/9).
Menurut dokter yang menamatkan studi dari Universitas Gajah Mada itu, perlu ada pendekatan hulu yang melibatkan lingkungan dan perilaku. Sementara pendekatan hilir juga penting diperhatikan karena terkait dengan perubahan pola penyakit akibat pemanasan global.
“Perubahan pola penyakit diakibatkan global warming memerlukan dua pendekatan yaitu pendekatan hulu yang melibatkan lingkungan dan perilaku dan pendekatan hilir yang melibatkan pelayanan dan penatalaksanaan komprehensif,” ujarnya.
Menurut Soroy, menghadapi perubahan penyakit dan infeksi virus seperti Mpox, perlu dilakukan perawatan diri. Juga termasuk pencegahan untuk membantu meredakan gejala dan mencegah penularan.
Selain itu, penentuan faktor risiko dalam memprediksi diagnosis awal akan menentukan penilaian progresif penyakit dan tindakan terapeutik yang diperlukan.
Kata Soroy, salah satu pencegahan awal terhadap penyakit infeksi adalah tetap di rumah atau di kamar yang berventilasi baik. Jika memungkinkan, cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air atau pembersih tangan, terutama sebelum atau setelah menyentuh luka.
“Kenakan masker dan tutupi luka saat berada di sekitar orang lain hingga ruam Anda sembuh.
Ia menambahkan, “Jaga agar kulit tetap kering dan tidak tertutup (kecuali jika berada di ruangan yang sama dengan orang lain).”
Lebih jauh Soroy mengingatkan tentang hal yang tidak boleh dilakukan ketika seseorang sedang menderita luka infeksi.
“Jangan memecahkan lepuh atau menggaruk luka yang bisa memperlambat penyembuhan, menyebarkan ruam ke bagian tubuh lain, dan menyebabkan luka terinfeksi, atau mencukur area yang terdapat luka,” tandasnya.