Qnews.co.id – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan awal Ramadhan 1446 H pada Sabtu, 1 Maret 2025. Hal ini diputuskan dalam Maklumat PP Muhammadiyah.
“1 Ramadan jatuh Sabtu 1 Maret 2025 dan 1 Syawal 1446 jatuh pada Senin 31 Maret 2025,” kata Sekretaris PP Muhammadiyah Sayuti dalam konferensi persnya, Rabu (12/2).
Artinya masyarakat yang mengikuti keputusan ini bisa memulai puasanya sejak tanggal 1 Maret dini hari dan melaksanakan sholat Idul Fitri pada tanggal 31 Maret 2025.
Namun, Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Pusat Riset Antariksa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaludin, menjelaskan awal Ramadhan 1446 H berpotensi jatuh pada 2 Maret 2025.
Thomas menjelaskan bahwa posisi bulan belum memenuhi kriteria MABIMS (Kesepakatan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) dalam menentukan awal bulan Hijriah, yakni tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
“Posisi bulan yang terlalu dekat dengan Matahari dan ketinggiannya masih cukup rendah, ini menunjukkan bahwa posisi Bulan pada awal Ramadhan untuk penentuan awal Ramadhan ini sulit diamati,” kata Thomas dikutip Selasa (25/2).
Oleh karena itu, terdapat potensi perbedaan awal Ramadhan 1446 H antara ketetapan Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU).
“Kemungkinan gagal rukyat, kita tunggu saja hasil sidang isbat. Ada kemungkinan 1 Ramadhan 1446 jatuh pada 2 Maret 2025,” lanjut Thomas.
Thomas meminta kepada warga untuk tetap menunggu keputusan final hasil sidang isbat yang akan dilaksanakan pada 28 Februari 2025.
Perlu diketahui, perbedaan penetapan awal Ramadhan ini karena metode yang digunakan kedua lembaga. Muhammadiyah menggunakan metode Hisab Hakiki (perhitungan astronomi), sedangkan NU menggunakan metode Rukyatul Hilal (pengamatan langsung).