Qnews.co.id – Jagat maya kembali dihebohkan dengan unggahan dari seorang mantan Deputi II Kantor Staf Presiden, yakni Yanuar Nugroho.
Dalam unggahan yang viral di platform X tersebut, Yanuar Nugroho menyindir soal program uji coba vaksin TBC yang sedang menjadi fokus pemerintah Indonesia dan didukung oleh Gates Foundation.
Lewat platform X, Yanuar Nugroho mengatakan bahwa uji klinis vaksin TBC yang menggunakan dana hibah senilai Rp2,6 triliun, sebagai bentuk “menjual rakyat sendiri”.
“2.6T untuk uji coba vaksin. Gila. Menjual rakyat sendiri semurah itu. Siapapun yang terlibat dalam perkara ini: antara tidak punya hati, atau tidak punya otak,” tulisnya lewat akun @yanuarnugroho.
Tak butuh waktu lama, unggahan Yanuar Nugroho juga langsung menuai beragam reaksi dari warganet.
Banyak dari warganet yang menilai ujaran Yanuar Nugroho tak mendasar, bahkan tidak mendukung adanya inovasi baru dalam dunia kesehatan terkait upaya pemberantasan TBC di Indonesia.
Seperti akun @bulelengman, yang memberikan tanggapannya bahwa program ini sudah lama dan memang masuk dalam program prioritas kesehatan untuk pengentasan TB di Indonesia.
Selain itu, akun @lyndaibrahim juga memberikan komentarnya dengan mengingatkan bahwa uji coba vaksin adalah tahapan sah dalam proses medis dan selama dilakukan dengan koridor yang benar tidak akan menimbulkan masalah.
Sementara itu, Indonesia saat ini memang membutuhkan vaksin TBC, yang dinilai menjadi solusi nyata untuk mengatasi ancaman yang nyata.
Menurut data dari dunia kesehatan, Indonesia menjadi negara kedua setelah India yang mencatatkan angka Kematian terbanyak akibat TBC.
Tercatat sekitar 90.000 hingga 100.000 orang dikabarkan meninggal setiap tahun karena penyakit TBC. Angka tersebut setara dengan 270 nyawa yang hilang setiap harinya.
Hal itu membuat pemerintah fokus untuk melakukan pemberantasan terhadap penyakit TBC lewat Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo.
Selain pengobatan, program yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo ini akan fokus pada sistem deteksi dini dan strategi pada pengembangan vaksin.
Dalam hal ini, Biofarma yang merupakan produsen vaksin terbesar di dunia dipercaya memimpin program ini dengan dukungan dari Gates Foundation.
Diharapkan, Vaksin ini tak hanya membantu para pengidap di Indonesia, melainkan juga bisa menyelamatkan jutaan jiwa di seluruh dunia serta mengangkat nama Indonesia sebagai pemimpin dalam inovasi kesehatan global.