Sahroni: Komisi III DPR Punya Pandangan Berbeda Terhadap Kapolri Jenderal Listyo Sigit

Qnews.co.id – Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni akhirnya buka suara menanggapi beredarnya issue negatif terhadap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, atas munculnya berbagai kasus yang melibatkan oknum kepolisian.

Menurut Sahroni, pihaknya di Komisi III justru memiliki pandangan yang berbeda di era kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Bacaan Lainnya

Dengan tegas Sahroni mengatakan bahwa Listyo Sigit merupakan kapolri terbaik karena mampu melakukan pembersihan di tubuh institusi Polri, tanpa ada yang ditutup-tutupi.

“Mungkin penilaian negatif terhadap Pak Kapolri buruk karena di masa kepemimpinannya banyak diberitakan oknum polisi yang melakukan pelanggaran dan akhirnya dipecat, bahkan dipidana,” kata Sahroni kepada wartawan, Senin (10/2/2025).

“Justru Komisi III melihat itu sebagai momentum bersih-bersih, tanpa ada yang ditutup-tutupi, jadi kalau sama Pak Kapolri Listyo, semua kasus dibuka secara transparan dan diproses dengan tegas,” sambungnya.

Sahroni juga mengungkapkan, Kapolri Listyo Sigit mampu meningkatkan kepercayaan publik melalui kinerja kepolisian dibawah kepemimpinannya.

Politikus partai Nasdem itu juga menilai, Listyo Sigit tidak segan-segan menindak jajarannya yang melakukan pelanggaran hukum dan etik.

“Kalau menurut data dan penilaian kami, Pak Kapolri Listyo Sigit adalah sosok terbaik. Pak Kapolri berhasil meningkatkan kepercayaan Polri dengan berbagai kinerja-kinerja baik dari kepolisian,” ujar Sahroni.

“Ini tentu tidak mudah, dibutuhkan kepemimpinan yang solid dan tegas untuk mengatasi hal-hal seperti itu dan itu dimiliki oleh Pak Kapolri Listyo Sigit,” sambungnya.

Selain itu, Sahroni juga menilai Kapolri Jenderal Listyo Sigit merupakan sosok yang inovatif dan terbuka terhadap saran dan masukan dari berbagai pihak. Hal ini membuat Polri di bawah pimpinan Kapolri Listyo Sigit menjadi institusi yang banyak mengalami kemajuan.

“Pak Kapolri ini sangat terbuka dengan masukan-masukan dari masyarakat. Kritik terhadap Polri itu benar-benar Pak Kapolri dengar dan dijadikan bahan evaluasi. Bahkan kalau ada laporan kasus masyarakat yang tersendat, Pak Kapolri sering turun tangan langsung menangani kasus tersebut. Seperti di kasus pemerasan seorang guru bernama Supriyani, dan lain sebagainya,” jelas Sahroni.

Meski begitu, Sahroni pun mengakui beberapa jajaran kepolisian kerap tidak mengikuti instruksi kapolri. Mereka merupakan oknum yang berlaku sewenang-wenang.

“Walau pemimpinnya sudah tegas dan profesional, kadang jajaran di bawah ini yang masih suka bandel melawan instruksi pimpinan. Hal-hal seperti ini yang sulit dikontrol, banyak oknum yang semena-mena tapi atas kehendak pribadi. Seperti misal pelecehan, pungli, dan banyak lainnya,” ungkap Sahroni.

“Ini kan kesalahan individual, tetapi jadi menyeret citra institusi. Mereka-mereka inilah yang jadi benalu di Polri dan merusak nama kapolri,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan