Sejarah Emas Ditandai Rekor Harga Terbaru

Emas melonjak melewati angka $2.700 untuk pertama kalinya pada hari Jumat, didorong oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut dan permintaan safe-haven. Foto: britannica

Qnews.co.id, JAKARTA – Analis Quotient Fund Indonesia Regen Lee mengabarkan tentang rekor terbaru Emas (GLD). Emas telah melonjak melewati angka USD2.700 untuk pertama kalinya pada Jumat (18/10).

“Hal itu didorong oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut dan permintaan safe-haven karena ketidakpastian tentang pemilihan presiden AS dan konflik Timur Tengah,” kata Regen kepada Qnews.co.id, Senin (21/10).

Bacaan Lainnya

Emas spot naik 0,6% menjadi USD2.709,81 per ons, setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di USD2.714,00 di awal sesi.

“Emas batangan telah naik lebih dari 2% sejauh minggu ini, dan emas berjangka AS naik 0,7% menjadi USD2.725,” ujarnya.

Meningkatnya ketegangan geopolitik telah mendorong investor untuk mencari aset safe-haven seperti emas. Hal itu didorong oleh penghindaran risiko dan kekhawatiran atas ketidakstabilan pasar global.

“Emas melonjak lebih dari 31% tahun ini. Didorong oleh antisipasi pelonggaran lebih lanjut oleh bank sentral utama dan ketegangan geopolitik,” ungkapnya.

Dealer di India terpaksa menawarkan diskon minggu ini, karena harga rekor tinggi meredam permintaan menjelang festival utama. Secara teknis, emas mungkin menghadapi resistensi di sekitar $2.750 per ons, yang merupakan batas atas saluran tren naik sejak akhir Juli

Sementara itu, perak (SLV)
juga melonjak pada Jumat, melampaui USD33,50 per ons, dengan kenaikan sebesar 6%. Fluktuasi di pasar minyak mentah dan logam disebabkan oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

“Logam tersebut dinilai terlalu rendah setelah minyak mentah menerima porsi yang lebih besar dari perdagangan ketegangan geopolitik karena meningkatnya kekerasan di Timur Tengah,” katanya.

Pergerakan hari Jumat terjadi karena para pedagang menyadari bahwa logam mulia telah dinilai terlalu rendah dalam jangka pendek. Harga minyak mentah turun selama reli, dan para pengelola uang telah mengurangi taruhan bullish pada emas ke level terendah selama delapan minggu terakhir.

Perak sekarang telah diperdagangkan pada level yang tidak terlihat jika dibandingkan sejak Oktober 2012,” ujarnya.

Regen memperingatkan bahwa perak dapat mengalami pergerakan yang berlebihan pada Minggu malam ketika pasar berjangka dibuka kembali, tetapi juga menghadapi penurunan singkat pada Senin pagi karena perkembangan ekonomi.

Sedangkan minyak (USO), persediaannya mengalami penurunan yang tidak terduga sebesar 1,58 juta barel dalam seminggu terakhir. Meskipun begitu, Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS justru mengalami peningkatan yang lumayan.

“Secara keseluruhan, persediaan minyak mentah AS telah menyusut 7 juta barel sejak awal tahun 2024,” terangnya.

Adapun harga minyak mentah Brent dan WTI sedikit naik, namun masih mengalami penurunan periode mingguan sekitar USD3 per barel.

Sementara itu, permintaan untuk produk-produk yang berasal dari minyak, seperti bensin dan minyak sulingan juga ikutan meningkat. Dibuktikan dari penurunan persediaan masing-masing sebesar 5,926 juta barel dan 2,672 juta barel.

“Kondisi itu membuat persediaan bensin dan minyak sulingan saat ini berada di bawah rata-rata lima tahun,” ujarnya. Sementara itu, persediaan minyak mentah di Cushing, Oklahoma juga mengalami kenaikan.

Secara singkat, data terbaru telah menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan minyak bumi.

“Penurunan persediaan minyak mentah yang tidak terduga, di sisi lain peningkatan permintaan, mengindikasikan adanya dinamika pasar yang kompleks,” tandasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan