Wujudkan Swasembada Pangan, Bapanas Dorong Penggunaan Bibit Padi Unggul

Seorang pekerja membawa karung beras bantuan pangan yang akan disalurkan kepada masyarakat di gudang Bulog, Indramayu, Jawa Barat, pada 14 September 2023. Foto: ANTARA

Qnews.co.id, JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mendorong penggunaan bibit padi unggul di kalangan petani. Hal itu diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dalam mendukung pencapaian swasembada pangan nasional.

“Melalui optimalisasi penggunaan benih padi unggul kita dapat melejitkan produktivitas beras nasional,” ujar Arief dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (3/11).

Bacaan Lainnya

Arief menilai, optimalisasi penggunaan benih padi unggul akan mempercepat peningkatan produksi panen beras nasional serta mendukung ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia.

Usai mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifili Hasan (Zulhas) meninjau lahan yang dikelola PT Sang Hyang Seri (SHS) dan ID FOOD di Subang, Jawa Barat, Arief menekankan pentingnya pengembangan pusat pembenihan padi berkualitas.

Hadirnya pusat produksi benih padi unggul, kata Arief, akan mampu meningkatkan produktivitas dan mendukung target swasembada pangan nasional menjadi lebih cepat.

“Dengan benih padi terbaik yang ditanam petani, akan bisa menentukan skala produktivitas saat panen nantinya. Target swasembada pangan pun akan semakin cepat tercapai,” terangnya.

Saat ini, pusat benih SHS di Subang memiliki lahan seluas 3.200 hektar. Dengan luasan seperti itu, diharapkan bisa menjadi fondasi penting dalam meningkatkan produksi beras dalam negeri.

Melalui penggunaan benih padi unggul yang dikelola secara baik oleh petani di lahan tersebut, Arief meyakini produktivitas panen mampu mencapai 7 hingga 8 ton per hektar.

Peningkatan produktivitas sebesar itu akan meningkatkan produksi nasional hingga 20 persen. Dengan begitu, potensi impor beras dapat ditekan secara signifikan.

“Jika semakin banyak petani yang menanam dengan benih dari sini, itu akan bantu meningkatkan produksi nasional sampai 20 persen. Impor juga bisa kita hindari,” paparnya.

Arief juga memastikan pemerintah terlibat dalam mengupayakan penyerapan hasil panen oleh Bulog. Dengan begitu, stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) akan terjaga secara berkelanjutan.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), kata Arief, diketahui produktivitas padi nasional pada 2023 mencapai 52,85 kuintal per hektare. Angka itu telah jauh meningkat dari 51,28 kuintal per hektare pada tahun 2020.

Peningkatan produktivitas itu memerlukan adanya standby buyer. Disini peran Bulog menjadi penting untuk memastikan penyerapan hasil produksi dan menjaga kestabilan harga di pasaran.

“Dengan hadirnya eskalasi produksi yang progresif itu, harus ada standby buyer untuk membantu penyerapannya efektif,” kata Arief.

Tidak hanya itu, Arief juga memastikan komitmen pemerintah untuk menjaga stok CPP yang biasanya dipergunakan untuk program-program intervensi pemerintah. Salah satunya untuk menopang pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di awal tahun 2025.

Sejauh ini, penyerapan beras oleh Bulog untuk stok CPP dilaporkan telah berjalan dengan baik, menandakan progres positif dibandingkan pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, bantuan pangan beras tahap ketiga di tahun 2024 masih berlangsung. Diperkirakan akan dilanjutkan hingga Desember, sebagai bagian dari upaya keberlanjutan pemerintah dalam membantu keluarga kurang mampu melalui program bantuan pangan beras 10 kg.

‘Bantuan tersebut telah menyasar 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Khusus terkait realisasi pengadaan beras dalam negeri yang telah dilaksanakan Bulog sampai minggu keempat Oktober, kata Arief, telah mencapai 1,084 juta ton. Perolehan itu meningkat hingga 34,15 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama dalam dua tahun terakhir.

“Pada Januari-Oktober 2022 tercatat 808 ribu ton. Sementara Januari-Oktober 2023 di 895 ribu ton. Telah terjadi peningkatan sebesar 21,03 persen,” tandasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan