Qnews.co.id – Komisi IV DPR RI mendesak Kementerian Pertanian (Kementan) untuk segera menanggapi aksi protes yang dilakukan para peternak sapi perah di Boyolali, Jawa Tengah, yang membuang susu hasil produksi mereka sebagai bentuk kekecewaan atas kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada mereka.
Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PKS, Riyono, mengingatkan bahwa Kementan beserta instansi terkait perlu memahami visi ekonomi kerakyatan yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, aksi membuang susu adalah bentuk keputusasaan para peternak yang merasa kurang mendapat perhatian pemerintah dalam mendukung kelangsungan usaha mereka.
“Aksi ini sangat memilukan bagi para peternak, terutama karena minimnya perhatian pemerintah. Visi ekonomi Presiden Prabowo mencakup penyediaan makanan bergizi secara gratis, termasuk susu. Pemerintah daerah dan Kementan seharusnya segera merespons keluhan para peternak ini dengan langkah konkret,” ujar Riyono dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (12/11).
Riyono menegaskan pentingnya pemerintah untuk merumuskan kebijakan yang dapat memberikan keuntungan layak bagi peternak sapi perah. Menurutnya, pembelian susu dengan harga yang menguntungkan harus menjadi prioritas, dan Kementan perlu berkoordinasi dengan pemerintah daerah guna mencari solusi yang berpihak pada produsen lokal.
“Kementan perlu memastikan adanya koordinasi dengan Pemprov untuk menyusun solusi konkret yang mendukung harga susu yang menguntungkan bagi para peternak,” imbuhnya.
Dia menekankan bahwa dukungan terhadap produk dalam negeri sejalan dengan upaya mendorong kemajuan ekonomi nasional yang selaras dengan visi Prabowo.
“Mengandalkan impor bukanlah pilihan yang baik karena ini tidak berpihak pada produksi dalam negeri,” tegas Riyono.
Aksi protes ini dipicu oleh keputusan Industri Pengolahan Susu (IPS) yang mengurangi kapasitas penerimaan susu dari peternak lokal. Akibatnya, produksi susu melimpah tidak terserap dan terpaksa dibuang oleh para peternak sebagai bentuk protes. Tercatat, sekitar 50 ribu liter susu, senilai Rp400 juta, telah dibuang dalam aksi mandi susu di Boyolali baru-baru ini.
Situasi ini menggambarkan ironi dalam sektor pangan nasional: di tengah ambisi meningkatkan gizi masyarakat, justru para peternak lokal merugi dan terpaksa membuang hasil produksinya akibat kebijakan yang tidak berpihak pada mereka.