Qnews.co.id, JAKARTA – Belantara Foundation bersama mitra swasta Jepang melakukan penanaman bibit pohon di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH), Provinsi Riau.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna mengungkapkan jenis bibit yang ditanam di antaranya merawan (Hopea mengarawan), balam (Palaquium hexandrum), balangeran (Shorea balangeran) dan giam (Cotylelobium melanoxylon). Jenis pohon tersebut termasuk dalam kategori langka yang perlu dilestarikan.
Gerakan menanam pohon, ungkap Dolly, secara khusus dilakukan dalam rangka memperingati Hari Habitat Sedunia yang jatuh pada setiap tanggal 7 Oktober. Hari Habitat Sedunia menjadi momentum penting untuk mengevaluasi kemajuan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Selain itu, peringatan tersebut menjadi momentum untuk mendorong multipihak, termasuk sektor swasta untuk berkontribusi nyata dalam menciptakan lingkungan hidup yang lestari dan berkelanjutan.
Oleh karenanya, kata Dolly, tujuan penanaman ini untuk memperluas keterlibatan sektor swasta dalam kerja sama pada program restorasi atau pemulihan hutan untuk mendukung beberapa SDGs dan melestarikan jenis pohon lokal yang terancam punah.
Lebih lanjut, Dolly menilai pemulihan hutan akan mengembalikan fungsi pengaturan tata air dan iklim mikro ekosistem hutan, tercemarnya sumber air, mengurangi risiko kerusakan lingkungan seperti erosi, tanah longsor, antisipasi kebakaran lahan, turunnya muka air tanah, dan polusi udara.
Selain itu, pemulihan hutan juga penting untuk memperbaiki kualitas lingkungan, termasuk kualitas udara, pohon, tanah, kualitas air serta habitat dan populasi satwa liar.
Sesuai misi UNSDGs yakni no one left behind untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, kami melakukan pendekatan kolaborasi multipihak. “Salah satunya dengan menggandeng sektor swasta dari Jepang dalam mendukung gerakan pemulihan hutan di Provinsi Riau”, terang Dolly dalam keterangan yang diterima Qnews.co.id, Minggu (20/10).
Representative Director APP Japan Ltd., Tan Ui Sian menjelaskan bahwa pada tahun ini kegiatan penanaman telah dilakukan sebanyak empat kali. Penanaman pertama dilakukan bersama beberapa perusahaan Jepang di kawasan Tahura SSH pada 16 Juli 2024.
Penanaman kedua bersama Senior High School at Sakado, University of Tsukuba dan Ehime University Senior High School pada 30 Juli 2024.
“Penanaman yang ketiga bersama sektor swasta Jepang, yakni Vanfu pada 21 Agustus 2024,” terangnya.
Tan juga menjelaskan, pihaknya gencar mengajak multi-stakeholders di Jepang berpartisipasi aktif serta mendukung program Forest Restoration Project: SDGs Together ini.
Saat ini, program tersebut berfokus untuk mendukung SDGs ke 12 yaitu memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, target SDGs ke 13 yakni mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.
Juga target SDGs ke 15, melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem serta target SDGs ke 17, menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.
“Kerja sama dengan KPHP Minas Tahura memasuki tahap ke-4. Bagi kami hal itu memberikan nilai tambah lebih besar untuk mengembangkan program dengan melibatkan pemangku kepentingan di Jepang,” papar Tan.
Lebih jauh, Tan berharap bisa mengajak multi-stakeholders dari mancanegara lebih luas lagi untuk mendukung program Forest Restoration Project: SDGs Together.
Sementara itu, Kepala KPHP Minas Tahura, Sri Wilda Hasibuan menjelaskan kawasan Tahura SSH sebagai kawasan konservasi alam yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan pada tahun 1999. Tahura SSH memiliki luas lebih dari 6.000 hektar.
“Sayangnya saat ini sebagian besar wilayah itu mengalami deforestasi dan degradasi akibat aktivitas ilegal seperti perambahan lahan, pembalakan liar dan lain sebagainya,” katanya.
Kendati demikian, pihak KPHP Minas Tahura terus menjaga dan memulihkan fungsi kawasan Tahura SSH melalui program perlindungan dan restorasi hutan. Upaya itu, kata Sri Wilda tidak bisa dilakukan sendiri, namun perlu sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Misalnya, di pertengahan 2022, KPHP Minas Tahura menggagas program bersama Belantara Foundation dan pemangku kepentingan di Jepang yakni Forest Restoration Project: SDGs Together. Program itu bertujuan untuk memulihkan kawasan hutan yang terdegradasi.
Ägar berkontribusi pada mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta mendukung pemenuhan Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia untuk mengurangi emisi karbon di Provinsi Riau,” pungkas Sri Wilda.