Qnews.co.id, JAKARTA – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta kembali menggelar acara ‘Kalibata Bergerak‘ sebagai respons terhadap pelantikan presiden dan wakil presiden baru, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Dalam suasana politik yang penuh ketidakpastian, acara bertajuk ‘Rezim Berganti, Konsisten Kawal Demokrasi’ menjadi ruang bagi masyarakat untuk berekspresi, berkumpul, dan membangun solidaritas untuk menghadapi tantangan baru yakni terberangusnya kebebasan sipil dan demokrasi.
Ketua AJI Jakarta Irsyan Hasyim dalam paparannya mengungkapkan, Kalibata Bergerak merupakan wadah dalam menyuarakan perlawanan terhadap potensi memburuknya iklim demokrasi di bawah rezim pemerintahan yang baru.
“Kami mengadakan acara dengan konsep semi hura-hura ini untuk memastikan bahwa rezim yang baru tidak menjadi mimpi buruk bagi kebebasan pers maupun kebebasan sipil,” kata Irsyan usai acara Kalibata Bergerak, Sabtu (12/10).
Ia menambahkan, “Model perlawanan seperti ini dipilih agar muncul asa dalam kesuraman kondisi politik tanah air.”
Acara ini, menurut Irsyan, dipilih sebagai antitesis dari kekuatan politik yang cenderung menggerus kebebasan dan hak asasi manusia. Di tengah suasana pesta kecil yang independen, AJI Jakarta ingin menumbuhkan semangat optimisme dan kewarasan di tengah kegelapan politik saat ini.
“Harapan dari semangat kewarasan itu terpancar dari pesta kecil dan independen seperti Kalibata Bergerak,” tegas Irsyan.
Dalam acara ini, AJI Jakarta menegaskan sikapnya untuk tegak lurus sebagai antitesis terhadap para bromocorah politik. Ini juga sebagai wujud perlawanan terhadap ancaman kebebasan pers, berekspresi, dan berkumpul.
Kalibata Bergerak dilengkapi dengan berbagai acara, termasuk di dalamnya ada orasi perjuangan dari aktivis dan AJI Jakarta, pagelaran musik dari musisi independen yang membawakan lagu-lagu bertema demokrasi dan kebebasan.
Melalui acara ini, AJI Jakarta ingin mengingatkan bahwa transisi kekuasaan bukan berarti kebebasan bisa dikorbankan.
“Sebaliknya, masyarakat sipil seharusnya tetap kritis, aktif, dan bersatu untuk mengawal jalannya demokrasi di Indonesia,” tandasnya.