Qnews.co.id – Jagat maya dihebohkan dengan beredarnya grup Telegram Pemerkosaan yang memiliki 70.000 anggota pria dari berbagai negara.
Aktivitas yang terlihat dalam grup tersebut, para anggota membahas dan membagikan konten-konten kekerasan seksual, seperti video pemerkosaan dan tutorial melakukan kekerasan terhadap perempuan.
Viralnya Grup Telegram Pemerkosaan terbilang mirip dengan grup yang berada di platform media sosial Facebook, yakni “Fantasi Sedarah” yang juga menyebarkan konten menyimpang dalam seksual.
Dalam investigasi yang dilakukan oleh jaringan penyiaran publik Jerman ARD, bahwa para anggota Grup Telegram Pemerkosaan saling berbagi cara dan strategi dalam melakukan kekerasan seksual.
Bahkan, mereka juga membagikan konten penyimpangan seksual yang dilakukan kepada istri hingga saudara kandungnya.
Terlihat aktivitas saling bertukar gambar, video, hingga tautan yang disamarkan dengan kata obat penenang lu produk perawat pribadi.
Fenomena grup Telegram pemerkosaan ini jelas menunjukkan betapa rentannya platform tersebut untuk disalahgunakan.
Padahal Telegram dikenal sebagai platform aplikasi dengan sistem enkripsi kuat serta komitmennya terhadap privasi pengguna. Akan tetapi telegram dinilai gagal mengatur konten ilegal.
Pasalnya, kasus eksploitasi seksual digital hingga perdagangan obat terlarang semakin sering dikaitkan dengan aplikasi ini.
Melansir dari International Business Times UK, Telegram yang berdiri sejak tahun 2013 kini telah memiliki lebih dari 950 juta pengguna.