Qnews.co.id – Sejarah peristiwa Isra Miraj dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Mengutip dari kitab al-Isra’ wa al-Mi’raj oleh Jalaluddin As-Suyuthi terjemahan Arya Noor Amarysah, Ibnu Hajar Al-Asqalani menyebut hadits yang paling kuat yang diriwayatkan Imam Muslim dari Hamad ibn Salamah dari Tsabit, dari Anas RA.
Dikatakan, Nabi Muhammad SAW mengendarai buraq, yaitu hewan berwarna putih dengan ukuran tubuh lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bagal. Hewan itu membawa Rasulullah SAW hingga tiba di Baitul Maqdis.
Sesampainya di Baitul Maqdis, Nabi SAW menambatkan buraq tersebut dan beliau masuk ke Masjidil Aqsa untuk mendirikan salat dua rakaat. Setelah keluar, Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah SAW membawakan segelas arak dan segelas susu. Beliau SAW lantas memilih susu dan Jibril berkata, “Engkau telah memilih fitrah.”
Setelah itu, Allah SWT menaikkan Rasulullah SAW bersama Malaikat Jibril ke langit pertama. Jibril pun meminta penjaga pintu langit agar membukakan pintunya. Malaikat penjaga pintu bertanya, “Siapa kamu?”
Jibril menjawab, “Aku Jibril.”
Penjaga langit bertanya lagi, “Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad.”
Penjaga pintu langit kembali bertanya, “Apakah dia diutus (untuk naik menghadap Allah?)”
Jibril menjawab, “Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah).”
Maka pintu langit itu pun terbuka untuk Rasulullah SAW dan Malaikat Jibril. Di langit pertama ini, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Adam AS dan menyambutnya serta mendoakan kebaikan untuk Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan ke langit-langit berikutnya. Saat hendak memasuki pintu langit, penjaga pintu menanyakan hal yang sama kepada Malaikat Jibril seperti saat di langit pertama.
Nabi Muhammad SAW juga bertemu beberapa nabi di setiap lapisan langit. Para nabi menyambut dan mendoakan kebaikan untuknya.
Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS di langit kedua, Nabi Yusuf AS di langit ketiga, Nabi Idris AS di langit keempat, Nabi Harun AS di langit kelima, Nabi Musa AS di langit keenam, dan Nabi Ibrahim AS di langit ketujuh.
Setelah itu, Malaikat Jibril membawa Rasulullah SAW ke Sidratul Muntaha. Rasulullah SAW diperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT saat berada di sana. Allah SWT pun memberikan wahyu dan mewajibkan salat 50 kali dalam sehari semalam.
Kemudian, Rasulullah SAW turun (dari langit ketujuh) dan bertemu dengan Nabi Musa AS. Nabi Musa AS menanyakan perihal perintah Allah SWT yang diberikan kepada Rasulullah SAW. Mendengar bahwa Allah SWT mewajibkan salat 50 kali sehari semalam, Nabi Musa AS pun meminta Nabi Muhammad SAW untuk meminta keringanan kepada Allah SWT.
“Kembalilah menemui Tuhanmu dan mintalah keringanan kepada-Nya. Sebab, umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu. Aku telah menguji bani Israil,” ucap Nabi Musa AS.
Rasulullah SAW kemudian menghadap Allah SWT dan memohon keringanan atas saran Nabi Musa AS. Allah SWT pun memberikan keringanan lima salat dan Rasulullah SAW terus mondar-mandir menemui Nabi Musa AS dan Allah SWT. Hingga akhirnya Allah SWT memberi keringanan dengan mewajibkan salat 5 waktu dalam sehari semalam.
Selain menerima salat lima waktu, Rasulullah SAW dipersilahkan masuk surga. Hal ini diceritakan dalam riwayat Bukhari dalam Shahih-nya. Beliau SAW bersabda,
“Jibril membawaku ke (pohon) Sidratul Muntaha yang diselimuti oleh berbagai warna yang tidak dapat kukatakan warna apa itu. Kemudian aku dipersilakan masuk ke surga yang di dalamnya terdapat dinding-dinding dari mutiara dan tanahnya bubuk kesturi.”