Asal Usul Kontak Tembak Saat Pencarian Iptu Tomi Marbun Dipertanyakan

Qnews.co.idIptu Tomi Marbun hilang dan belum ditemukan. Pencarian terhadap kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni yang sudah berlangsung selama tiga tahap itu juga sudah dihentikan pada awal Mei lalu.

Lalu kemana Iptu Tomi Marbun menghilang ?

Bacaan Lainnya

Menurut kabar yang beredar Iptu Tomi Marbun hilang karena hanyut dan tenggelam di Sungai Rawara, Kampung Meyah Lama, Distrik Moskona Barat, Teluk Bintuni, Papua Barat, saat menjalani tugas negara pada tanggal 18 Desember 2024 lalu.

Kala itu, Iptu Tomi Marbun yang ditunjuk menjadi komandan tim dari anggota dari Polres Teluk Bintuni memilki tugas untuk menangkap DPO KKB, Marthen Aikingging.

Misi pencarian terhadap Iptu Tomi Marbun juga sudah berjalan tiga tahap selama 5 bulan. Terkahir pencairan misi pencarian bertajuk kemanusian Satgas Alpha Bravo (AB) Moskona 2025 juga dilakukan dengan melibatkan sejumlah stakeholder, salah satunya tim Komnas HAM Papua.

Bahkan kabarnya, rombongan tim pencarian Iptu Tomi Marbun di Distrik Moskona kala itu di tembaki oleh KKB. Hal itu juga dibenarkan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, pada Senin (28/4) lalu.

“Benar, saat operasi kemanusiaan dalam pencarian Iptu Tomi Marbun di Sungai Rawara, Distrik Moskona, pada pukul 07.10 WIT, rombongan mendapatkan serangan tembakan dari kelompok sipil bersenjata,” katanya.

Saat kejadian tim Brimob juga melakukan tindakan perlindungan. Beruntung, tim berhasil menyelamatkan Ketua Komnas HAM Papua dan rombongan. Lalu, diterbangkan menggunakan helikopter menuju pos komando taktis (Poskotis) Meyado untuk mendapatkan pengamanan lebih lanjut.

“Alhamdulillah, atas kejadian tersebut tidak ada korban jiwa maupun luka-luka di pihak tim pencarian maupun rombongan yang diserang,” katanya.

Akan tetapi kontak tembak yang terjadi saat misi pencarian menimbulkan tanda tanya bagi sejumlah pihak.

Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Papua Yan Permenas Mandenas mengatakan, “Masyarakat tidak pernah merasa diteror. Jadi kalau kemudian ada kontak senjata setelah operasi dimulai, muncul persepsi bahwa ini bisa jadi cipta kondisi yang di lakukan, bukan murni perlawanan dari Kelompok KKB. Persepsi ini muncul dari para tokoh masyarakat dan LSM setempat,” ujarnya.

Yan Permenas Mandenas juga menyoroti insiden penembakan yang terjadi kepada Ketua Komnas HAM Papua saat ikut dalam operasi pencarian Iptu Tomi Marbun. Ia juga mengingatkan aparat agar tidak membangun narasi “cipta kondisi” yang justru menyesatkan.

Karena itu Yan Permenas Mandenas menyarankan, seharusnya proses pencarian terhadap Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni yang hilang saat menjalankan tugas operasi pemberantasan KKB dilakukan dengan transparansi dan netralitas.

Sebab, dalam kasus ini Yan Mandenas ditunjuk sebagai Bawah Kendali Operasi (BKO) Komisi III DPR RI pada Rapat Dengar Pendapat Keluarga Korban dan Polda Papua Barat, untuk mengawal penyelesaian kasus hilangnya Iptu Tomi Marbun menilai bahwa operasi yang melibatkan lebih dari 510 personel TNI dan Polri seharusnya tidak hanya fokus pada pencarian fisik saja.

Menurutnya, pengumpulan informasi secara objektif melalui olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan pemeriksaan saksi-saksi yang bertugas bersama Iptu Toni Marbun pada saat melakukan oprasi pada Desember 2024 lalu juga menjadi hal yang penting.

“Saya berharap operasi ini bukan sekadar pencarian, tetapi juga dilakukan investigasi menyeluruh. Pemeriksaan saksi-saksi harus dilakukan di tempat yang netral, seperti di Mabes Polri Jakarta demi menghindari intervensi dari pihak-pihak yang berkepentingan di Papua Barat,” kata Yan Mandenas, Kamis (1/5/2025) lalu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan