Deflasi dan Inflasi, Jokowi: Harus Sama-Sama Dikendalikan

Presiden Joko Widodo (kanan) melayani permintaan foto warga saat menghadiri Nusantara TNI Fun Run di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Minggu (6/10/2024). Nusantara TNI Fun Run yang memperlombakan kategori 5K diikuti sekitar 3.200 peserta tersebut dalam rangka memeriahkan HUT ke-79 TNI. Foto: ANTARA

Qnews.co.id, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa deflasi maupun inflasi sebaiknya sama-sama dikendalikan. Hal itu penting agar tidak merugikan banyak pihak.

Hal itu diutarakan Presiden Jokowi usai membuka Nusantara TNI Fun Run di IKN, Kalimantan Timur, Minggu (6/10). Menurut presiden, deflasi maupun inflasi harus dikendalikan agar harga stabil, tidak merugikan produsen, petani, nelayan, termasuk UMKM hingga pabrikan.

Bacaan Lainnya

“Tetapi juga dari sisi konsumen supaya harga tidak naik,” kata Jokowi, MInggu (6/10).

Presiden menjelaskan hal itu karena deflasi telah terjadi selama lima bulan berturut-turut, seperti laporan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS).

Selanjutnya, Presiden Jokowi meminta agar terjadinya deflasi dicek secara seksama. Harus ditelaah, apakah karena penurunan harga barang atau karena daya beli masyarakat yang menurun.

Menurut presiden, deflasi bisa terjadi karena penurunan harga-harga barang seiring pasokan yang lebih baik karena didukung distribusinya yang baik, yang juga oleh transportasi tidak memiliki hambatan.

“Atau memang karena ada daya beli yang berkurang,” katanya.

Untuk itu, kata Jokowi, pengendalian harus diperlukan. “Keseimbangan itu diperlukan,” tegasnya.

Presiden juga menyinggung soal catatan inflasi tahunan (year-on-year/yoy) pada September 2024 sebesar 1,84 persen. Menurutnya hal itu sudah sangat baik.

“Terakhir inflasi year-on-year itu kira-kira 1,8, baik, tetapi jangan sampai itu terlalu rendah, supaya produsen tidak dirugikan,” kata presiden.

Termasuk agar petani yang berproduksi tidak dirugikan. Karena itu, menurut presiden, menjaga keseimbangan itu tidak mudah, namun kita harus terus berusaha.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meyakini deflasi yang telah terjadi bukanlah sinyal negatif bagi perekonomian.

Menurut Menkeu, deflasi terjadi karena komponen harga yang bergejolak (volatile food) yang terkait dengan komoditas pangan. Ketika terjadi deflasi pangan, harga bahan makanan di pasar dalam kondisi stabil atau bahkan menurun.

“Ini suatu perkembangan positif, terutama terhadap daya beli masyarakat,” ujar Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (4/10).

Selain itu, menkeu menjelaskan tentang belanja masyarakat, khususnya kelompok menengah bawah, telah didominasi oleh belanja makanan. Artinya, harga pangan yang menurun di pasaran sangat membantu masyarakat karena harga makanan yang lebih murah.

Dari data BPS terkait perekonomian terungkap Indonesia mengalami deflasi 0,12 persen (month-to-month/mtm) pada September 2024. Tren deflasi telah berlangsung sejak Mei 2024 dengan rincian 0,03 persen pada Mei 2024, lalu Juni 0,08 persen. Kemudian 0,18 persen pada Juli, dan Agustus sebesar 0,03 persen.

Adapun inflasi tahunan tercatat mencapai1,84 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender sebesar 0,74 persen (year-to-date/ytd).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan