Ekonomi Tumbuh 8 Persen, Indef: Tingkatan Investasi dan Ekspor

Direktur Eksekutif INDEF Esther Sri Astuti. Foto: ANTARA

Qnews.co.id, JAKARTA – Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti mengusulkan sejumlah cara untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen.

Salah satunya dengan peningkatan investasi dan ekspor. Pertumbuhan ekonomi, kata Esther jangan hanya berpatok pada konsumsi, namun harus berfokus pada peningkatan investasi dan kenaikan ekspor.

Bacaan Lainnya

“Jika ingin pertumbuhan mencapai 8 persen, maka pertumbuhan ekonomi jangan hanya berpatok pada konsumsi, tetapi harus ada peningkatan investasi dan kenaikan ekspor,” ujar Esther di Jakarta, Sabtu (19/10).

Menurut Esther, upaya strategis lainnya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen adalah dengan melakukan pengelolaan utang secara benar. Termasuk menekan utang agar tidak bertambah.

“Pemerintah Prabowo perlu memastikan alokasi anggaran belanja modal harus lebih besar ketimbang belanja rutin,” paparnya.

Begitu juga dengan pembangunan, menurut Esther harus merata ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu demi terwujudnya kesejahteraan seluruh rakyat dan kemajuan bangsa.

“Pemerintah ke depan harus memprioritaskan program pembangunan yang berdampak jangka panjang dan mempunyai multiplier effect yang besar,” katanya.

Pertumbuhan ekonomi 8 persen bukanlah suatu hal yang tidak mungkin, mengingat Indonesia pernah mencapai pertumbuhan yang tinggi pada tahun 1980-an hingga 1990-an. Hanya saja, saat ini diperlukan upaya ekstra.

Jika dahulu pertumbuhan ekonomi bisa tinggi karena didukung oleh harga minyak dan komoditas yang melonjak. Investasi yang masuk ke Indonesia, diiringi peningkatan ekspor dan industrialisasi telah menjadikan pertumbuhan tersebut lebih realistis.

Sementara itu, melalui Asta Cita, Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, memastikan pemerintah ke depan akan melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri.

“Juga meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mengembangkan industri kreatif, mendorong kewirausahaan, hingga melanjutkan pembangunan infrastruktur,” katanya.

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang akan dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI pada 20 Oktober 2024, berupaya mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

Pemerintah baru itu juga akan membangun dari desa dan dari bawah demi pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

Selain itu, pemerintahan Prabowo juga akan memperkuat pembangunan, antara lain sumber daya manusia, sains dan teknologi, kesehatan, dan pendidikan.

Selanjutnya, Prabowo berjanji untuk meningkatkan rasio penerimaan negara terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 23 persen.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan