Qnews.co.id, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor kopi selama Januari-September 2024 mencapai 342,33 ribu ton atau senilai 1,49 miliar dolar AS.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan nilai tersebut meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 1,15 miliar dolar AS.
“Jadi meningkat 29,82 persen. Ini cukup besar karena ternyata kopi semakin banyak diminati pasar global,” kata Amalia di Jakarta, Selasa (15/10).
Amalia mengungkapkan komoditas ekspor kopi yang dominan sepanjang Januari hingga September 2024 adalah kopi jenis robusta yan tidak digongseng atau digoreng tanpa minyak (HS 09011130). Volume perdagangannya mencapai 148,34 ribu ton.
Berikutnya, olahan kopi yang berbasis ekstrak, esens, atau konsentrat yang mengandung tambahan gula (HS 21011291) memiliki volume penjualan sebesar 74,488 ribu ton.
Selain itu, ada kopi instan yang dikemas dengan berat kurang dari 20 kilogram (HS 21011111) dimana volumenya seberat 54,37 ribu ton.
Berdasarkan negara tujuan, BPS mencatat sepanjang Januari-September 2024 negara tujuan ekspor terbesar, adalah Filipina 85,00 ribu ton, Amerika Serikat 31,73 ribu ton, Malaysia 32,33 ribu ton, dan lainnya 193,39 ribu ton.
Sementara itu, impor kopi pada periode yang sama tercatat mencapai 67,65 ribu ton atau senilai 319,84 juta dolar AS.
Komoditas impor yang dominan, menurut BPS adalah kopi robusta tidak digongseng dan tidak dihilangkan kafeinnya dengan volume 35,40 ribu ton. Berikutnya kopi arabika tidak digongseng dan tidak dihilangkan kafeinnya 10,89 ribu ton dan olahan kopi berbasis ekstrak, esens atau konsentrat yang mengandung tambahan gula sebesar 10,71 ribu ton.
“Sementara negara asal impor kopi Indonesia di antaranya kopi dari Vietnam, kopi dari Brazil dan juga Malaysia,” tandas Amalia.