Qnews.co.id – Kebijakan yang diterapkan oleh presiden Prabowo ternyata membawa dampak positif pada pasar keuangan Indonesia. Hal itu dibuktikan oleh menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah pada Senin (17/2).
Dalam hal ini IHSG berhasil sukses melesat hingga 192,42 poin atau menguat sekitar 2,9% ke posisi 6.830,88 setelah Presiden Prabowo mengumumkan aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) wajib disimpan 100% di bank dalam negeri selama 12 bulan.
Aturan tersebut juga membuat kurs Rupiah berhasil menguat hingga 0,28% ke posisi Rp16.215/US$.
Bahkan, IHSG juga mampu bergerak dengan rentang perdagangan pada area level 6.658,22 mencapai angka tertinggi 6.830,88..
Selain itu, data perdagangan saham juga mencapai Rp11,7 triliun dari transaksi saham sekitar 19,42 miliar. Sehingga, menyentuh angkat 1,39 juta kali diperjualbelikan.
Tak hanya itu saja, beberapa saham lainnya juga mengalami kenaikan, seperti saham barang baru, energi dan keuangan yang menjadi pendukung utama penguatan IHSG dengan kenaikan 3,67 persen, 3,29 persen dan 2,38 persen.
Kenaikan lainya juga ditunjukan oleh saham infrastruktur sebesar 2,03 persen dan saham perindustrian yang juga mengalami kenaikan hingga 1,71 persen.
Riset Erdhika Elit Sekuritas mengatakan, kebijakan baru yang diterapkan oleh presiden Prabowo membawa dampak positif karena devisa yang disimpan di sistem perbankan domestik otomatis akan meningkatkan likuiditas perbankan.
“Penyaluran kredit dana akan lebih banyak karena Bank memiliki banyak dana atau bisa menawarkan produk investasi seperti deposito valas,” ujarnya dalam keterangan tertulis riset Erdhika.
Erdhika juga memberi daftar emiten perbankan yang layak mendapat perhatian dengan kebijakan DHE. Emiten-emiten tersebut:
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
- PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA)
- PT Bank Permata Tbk (BNLI)
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat beberapa nilai ekspor komoditas juga melesat sekitar 29,81 persen pada tahun 202 dibandingkan tahun 2023 pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sekitar US$ 5,71 miliar.
Sedangkan nilai ekspor komoditas pertambangan dan lainnya di tahun 2024 sekitar US$ 40,57 miliar. Sektor ini tidak mengalami peningkatan, bahkan cenderung 10,2 persen dari posisi 2023.
Akan tetapi, presiden Prabowo mengatakan, kebijakan ini dapat meningkatkan cadangan devisa negara secara signifikan.