Qnews.co.id – Pesta ulang tahun ke-18 bintang muda Barcelona dan Timnas Spanyol, Lamine Yamal, menuai kontroversi setelah dituding mengeksploitasi orang-orang mini sebagai hiburan.
Pemerintah Spanyol pun telah meminta penyelidikan resmi terhadap dugaan pelanggaran dalam perayaan tersebut.
Acara ulang tahun digelar pada Sabtu malam (12/7/2025) di sebuah resor mewah di Barcelona, sehari sebelum Yamal genap berusia 18 tahun.
Dihadiri lebih dari 250 tamu, pesta itu sempat menarik perhatian publik, namun dengan cepat berubah menjadi sorotan negatif setelah foto-foto orang-orang bertubuh mini yang diduga menjadi bagian dari pertunjukan hiburan viral di media sosial.
Tindakan tersebut langsung mendapat kecaman dari Asosiasi Penyandang Akondroplasia dan Displasia Skeletal dengan Dwarfisme (ADEE) Spanyol. Dalam pernyataan resminya, ADEE menuding Lamine Yamal telah melakukan eksploitasi terhadap penyandang dwarfisme dengan menjadikan mereka sebagai objek hiburan di acara pribadinya.
“Mempekerjakan orang-orang mini untuk tujuan hiburan publik atau pribadi adalah bentuk diskriminasi dan ilegal di Spanyol,” tegas pernyataan ADEE.
Organisasi tersebut juga menyatakan akan mengambil langkah hukum terhadap Lamine Yamal atas tindakan yang mereka nilai menghina martabat penyandang disabilitas.
Pemerintah Spanyol merespons cepat dengan meminta jaksa penuntut umum melakukan penyelidikan hukum terhadap insiden tersebut.
Mengutip laporan Marca, Kementerian Hak-Hak Sosial telah secara resmi menyurati Kejaksaan dan Kantor Perjuangan Melawan Kejahatan Kebencian untuk memastikan apakah tindakan Yamal melanggar undang-undang disabilitas yang berlaku di negara tersebut.
Undang-undang tersebut secara tegas melarang segala bentuk penghinaan, pelecehan, atau pengobjekan individu dengan disabilitas, termasuk menjadikan mereka hiburan di acara publik maupun privat.
Hingga berita ini diturunkan, Lamine Yamal maupun pihak perwakilannya belum memberikan pernyataan resmi terkait tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Barcelona selaku klub tempat Yamal bernaung juga belum merespons permintaan klarifikasi dari media.
Kasus ini menambah sorotan terhadap tanggung jawab sosial para pesepak bola profesional, terlebih mereka yang menjadi panutan publik di usia muda. Jika terbukti melanggar hukum, Lamine Yamal berpotensi menghadapi sanksi hukum serta tekanan besar dari publik dan komunitas disabilitas.