Qews.co.id, JAKARTA – Huy Anh Rubber Co., Ltd., salah satu pemimpin industri karet Vietnam, memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan (sustainability) dengan menjalin kemitraan strategis bersama KOLTIVA, perusahaan terkemuka di bidang pertanian berkelanjutan dan dalam ketertelusuran rantai pasokan.
Kolaborasi itu dirancang untuk memastikan kepatuhan penuh terhadap Regulasi Deforestasi Uni Eropa (EUDR), sebuah regulasi yang menetapkan standar baru dalam praktik berkelanjutan dengan menekankan penghentian (nol) deforestasi dalam rantai pasok komoditas.
Sebagai bagian dari transformasi industri karet global, langkah Huy Anh ini tidak hanya mencerminkan kepatuhan terhadap standar internasional, tetapi juga menyoroti komitmennya dalam pengelolaan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Wakil Direktur Huy Anh Rubber Co., Ltd., Le Thi Hong Mai menyebut kemitraannya dengan KOLTIVA merupakan kebijakan penting menuju keberlanjutan. EUDR telah menetapkan standar lingkungan yang sangat tinggi, dengan dukungan serta keahlian KOLTIVA, Le Thi Hong Mai meyakini dapat memenuhi ekspektasi tersebut.
“Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat posisi kompetitif Huy Anh di pasar global, tetapi juga memperkokoh komitmen kami terhadap praktik bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,” ujar Le Thi Hong Mai dalam keterangannya, Rabu (11/9).
Platform KoltiTrace MIS yang dikembangkan oleh KOLTIVA, kata Le Thi Hong Mai memainkan peran penting dengan menawarkan pemetaan rantai pasokan dan kemampuan penilaian risiko yang komprehensif untuk memastikan kepatuhan penuh terhadap persyaratan regulasi.
“Platform ini menyederhanakan proses pendokumentasian rantai pasok Huy Anh,” ujarnya.
Sebagai bagian dari upaya memetakan produsen dan perkebunan, KOLTIVA melatih agen lapangan Huy Anh untuk berkolaborasi dengan prosesor dan pemasok dalam memetakan sekitar 10.000 produsen kecil di dalam rantai pasokan.
Dengan menggunakan aplikasi KoltiTrace MIS, agen lapangan akan melakukan penilaian menyeluruh terhadap setiap perkebunan dan risiko yang terkait, memastikan pemahaman mendalam mengenai lanskap pertanian.
“KoltiTrace MIS memfasilitasi pelacakan data transaksi dari perkebunan hingga prosesor, menyediakan data yang dapat dipertanggungjawabkan dengan informasi asal yang rinci, termasuk data perkebunan, profil produsen, dan transaksi yang diverifikasi,” katanya.
KoltiTrace MIS juga memainkan peran penting dalam verifikasi deforestasi dan legalitas dengan menyediakan pemeriksaan deforestasi otomatis menggunakan data satelit sentinel yang diperbarui setiap tahun serta peta wilayah lindung lokal untuk menilai kepatuhan hukum para produsen.
Untuk memenuhi persyaratan EUDR, KoltiTrace MIS juga memfasilitasi pembuatan Pernyataan Uji Tuntas otomatis, termasuk poligon dalam format GeoJSON dan penilaian risiko. Fitur ini menyederhanakan proses bagi Huy Anh dalam menyelesaikan data yang diperlukan oleh pembeli mereka, memastikan kepatuhan yang efisien dan tepat waktu.
Sementara itu, CEO dan Co-Founder KOLTIVA, Manfred Borer menekankan tentang pentingnya kemitraan dengan Huy Anh. Adapun regulasi Deforestasi Uni Eropa merupakan langkah signifikan menuju keberlanjutan.
“Kami berkomitmen untuk membantu Huy Anh, klien kami di Vietnam, dalam memastikan bahwa produk mereka mematuhi persyaratan ketat EUDR. Dengan platform KoltiTrace MIS, kami menyediakan pemetaan rantai pasokan yang mendalam, penilaian risiko secara real-time, dan pemantauan deforestasi,” ujar Manfred.
Menurut Manfred, Ini memungkinkan pelacakan yang akurat dari perkebunan hingga prosesor, meningkatkan transparansi, dan mendukung komitmen Huy Anh terhadap pengelolaan lingkungan serta praktik berkelanjutan.
Mulai September 2024, Huy Anh menawarkan produk karet yang memenuhi Regulasi Deforestasi Uni Eropa (EUDR), memastikan bahwa pelanggan mereka di Uni Eropa menerima produk yang memenuhi standar lingkungan tertinggi.
Hal ini akan memastikan bahwa mereka dapat menyediakan produk terbaik dengan daya jual yang lebih tinggi dengan terbukanya peluang baru di pasar Uni Eropa, di mana konsumen dan bisnis semakin memprioritaskan keberlanjutan.