Posisi Politik Anwar Ibrahim Rawan, Moch Reza Chalid tinggalkan KL dan Sekarang di Jepang

Qnews.co.idMoch Reza Chalid kabarnya telah meninggalkan Kuala Lumpur menuju Jepang, pada Jumat (25/7) kemarin, jelang berlangsungnya demo besar-besaran untuk mendesak PM Malaysia Anwar Ibrahim mundur dari jabatannya.

Demikian dibeberkan Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman, Minggu (27/7/2025).

Bacaan Lainnya

Menurut Yusri, Mahathir, politisi gaek ex PM Malaysia ikut bergabung dengan puluhan ribu para demonstran dari partai oposisi menuntut Anwar Ibrahim segera meletakan jabatannya sebagai PM, karena telah gagal menepati janji- janjinya ketika berkampanye Pemilu pada tahun 2022.

Kala itu, lanjut Yusri Usman, Anwar Ibrahim memang berhasil memenangkan Pemilu dan diangkat sebagai PM Malaysia dengan tiket reformis berjanji untuk memberantas korupsi, nepotisme dan kronisme dalam sistem politik yang terpecah belah di negara tersebut.

“Mencium gelagat situasi politik tak kondusif ini, Mister Gasoline Mohammad Reza Chalid (MRC) yang baru ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung sejak 10 Juli 2025 sebagai benefecial owner PT Orbit Terminal Merak terkait kasus korupsi Tata Kelola Minyak Pertamina, sejak Jumat (25/7/2025) MRC telah meninggalkan Kuala Lumpur untuk bertolak ke negara Jepang,” ungkap Yusri.

Dikatakan Yusri, menurut jaringan CERI di Kuala Lumpur yang punya akses ke elit politik di sana, mereka paham bahwa Mister Gasoline adalah sahabat dekat dan istimewa Anwar Ibrahim.

“Hubungan Istimewa inilah yang membuat dia selama ini betah tinggal di Kuala Lumpur, apalagi sejak tahun 2012 MRC melalui PT Fersindo Nusaperkasa telah menguasai 51% saham perusahaan penerbangan Air Asia yang berkantor pusat di Kuala Lumpur,” beber Yusri.

Pilihan Mister Gasoline hijrah ke Jepang, menurut Yusri karena dia punya banyak sahabat lama juga di Jepang dengan CEO oil and gas trading company, ketika dia merintis bisnis minyak awal tahun 2001 hingga 2004.

“Akses hubungan MRC dengan pengusaha Jepang menurut sumber CERI, banyak atas jasa baik Rosano Barack alias Chanok,” ungkap Yusri.

Kala itu, tukas Yusri, Mister Gasoline berhubungan erat dengan Arie Soemarno sebagai Managing Director Petral Energy Services Singapore mendapatkan jatah ekspor sedikit minyak mentah dan produk kilang Pertamina berupa Low Sulfur Weight Residu (LSWR), Decant Oil dan Greencoke ke Jepang.

“Selain itu, jalan mulus MRC bisa berkiprah di bisnis minyak ini banyak atas jasa Jhoni Plate yang telah dititipkan oleh mantan menteri era Soeharto, Frans Seda ke Purnomo Yusgiantoro,” lanjut Yusri.

Sebab, kata Yusri, Purnomo Yusgiantoro sudah menjabat sebagai Menteri ESDM sejak Gusdur Menjadi Presiden RI tepatnya 23 Agustus 2000, dilanjutkan era Megawati Soekarno Putri dan Bambang Susilo Yudhoyono.

“Sehingga banyak media menulis bahwa Purnomo Yusgiantoro salah satu mentor utama MRC dalam dunia perdagangan minyak,” kata Yusri.

Jadi, timpal Yusri, tak heran jika menurut testimoni Sudirman Said di berbagai media elektronik baru-baru ini mengatakan menjelang sholat Jumat di Istana bahwa Joko Widodo sebagai Presiden saat itu sangat khawatir akan serangan balik dari Moch Reza Chalid dan Setya Novanto.

Akan tetapi menurut Yusri, hanya Presiden Prabowo Subianto yang berani melawannya daripada Presiden Presiden sebelumnya.

“Sumber kami yang merupakan teman lama MRC dan bersaudara dengan almarhum Hary Sapto bercerita banyak baru baru ini di kantor kawasan Pasar Santa Kebayoran Baru tentang bagaimana awalnya MRC merintis bisnisnya sejak orde baru hingga menjadi legenda yang di kemudian hari kisahnya layak diangkat ke layar lebar,” ungkap Yusri.

Dulu, kata Yusri Usman, MRC awalnya ikut almarhum Ali Jina dan mendapat fasilitas proyek dari Gubernur Sumut Almarhum Kaharudin Nasution dan bisa masuk bergaul dengan keluarga cendana.

MRC kemudian menjadi pemasok alat pertanian di Kementerian Transmigrasi, kemudian terahir membangun terminal Sepingan Balikpapan, karena Menteri Perhubungan saat Itu Roesmin Nurjadin adalah paman mantan istrinya.

“Lanjut teman lama MRC ini, sebelum berbisnis minyak, MRC sempat dengan Mamiek Suharto mengurus impor beras, Moh itu peloby ulung, jangankan orang katanya, tiang listrik aja jika diajak Moh bicara 30 menit bisa bengkok, begitulah kepiawaian dia” tutup Yusri.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan