Qnews.co.id, JAKARTA – Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut membentuk Pusat Integrasi Data Maritim atau Maritime Coordination Center (MCC). Pusat Integrasi Data Maritim ditujukan untuk meningkatkan koordinasi dan efektivitas keselamatan pelayaran di perairan Indonesia.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Antoni Arif Priadi menjelaskan pembentukan MCC sebagai pusat integrasi data maritim yang dioperasikan selama 24 jam oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Adapun personelnya terdiri dari pegawai Direktorat Kenavigasian dan Pegawai Direktorat Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP).
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan di MCC, di antaranya menerima dan menyampaikan informasi keselamatan pelayaran atau Maritime Safety Information (MSI) sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 22 Tahun 2024 tentang Pedoman Penyelenggaraan Penyiaran Informasi Keselamatan Pelayaran (Maritime Safety Information/MSI).
MMC juga melaksanakan Rapat Harian Regional Data Center (RDC) secara daring, yang mencakup Wilayah Bagian Timur, Wilayah Bagian Tengah dan Wilayah Bagian Barat, serta membuat laporan terkait Navigational warning & Search and Rescue (SAR) Information and other related Information Safety For Ship.
“MCC menyediakan data dan informasi pemantauan, pengawasan, keamanan dan keselamatan pelayaran, perlindungan lingkungan maritim di perairan Indonesia serta mengidentifikasi dan mendeteksi keberadaan kapal serta pergerakan kapal secara aktual (realtime) di perairan Indonesia dan perairan internasional bagi kapal yang berbendera Indonesia,” ujar Antoni dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (14/9).
Tak hanya itu, MCC ikut melaksanakan prosedur komunikasi dan pelaporan dalam keadaan darurat sesuai Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor KP-DJPL 549 Tahun 2024 tentang Prosedur Komunikasi dan Pelaporan Kapal dalam Keadaan Marabahaya atau Darurat di Perairan Indonesia.
Saat ini, MCC telah mengkoordinasikan penyiaran Informasi Keselamatan Pelayaran dan terintegrasi dengan Stasiun Radio Pantai (SROP), Vessel Traffic Services (VTS) dan Stasiun NAVTEX milik Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di seluruh Indonesia.
MCC juga terintegrasi data dari berbagai aplikasi, Badan, Kementerian atau Lembaga lain seperti Sistem Identifikasi Otomatis untuk pemantauan kapal meliputi Automatic Identification System (AIS) Satellite dan AIS Terrestrial yang dapat diakses melalui aplikasi atau situs web I-Motion dan AIS Live, sistem pelacakan dan identifikasi jarak jauh (LRIT).
Terdapat pula data dari BMKG yang mencakup Informasi Cuaca dari BMKG yang dapat diakses melalui situs web INA WIS, data Pushidrosal meliputi Informasi Hidrografi dan Oseanografi, serta Operasi Pencarian dan Pertolongan Badan SAR Nasional (BASARNAS).
“Untuk optimalisasi operasional MCC, perlu dukungan dan kerja sama dari seluruh Kementerian dan Lembaga terkait dalam rangka menunjang tugas dan fungsi MCC sehingga ke depan kami akan terus meningkatkan koordinasi dan kolaborasi dengan instansi terkait,” tandasnya.