Qnew.co.id, JAKARTA – Penampilan pemain Timnas Indonesia pada laga melawan China memang terlihat berbeda. Hal itu disebabkan karena adanya perubahan komposisi pemain yang dilakukan oleh pelatih Shin Tae-yong (STY).
Timnas Indonesia harus menerima kenyataan pahit setelah dikalahkan China dengan skor 0-2 pada laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung di Qingdao Youth Football Stadium, Selasa (15/10).
Jika dilihat dari segi permainan, skuad Garuda memang terlihat sangat ganas. Bahkan, pasukan Shin Tae-yong juga unggul segalanya dalam catatan statistik atas China.
Namun pengamat sepak bola, Akmal Marhali menilai, rotasi yang dilakukan Shin Tae-yong pada laga melawan China menjadi penyebab utama tumbangnya Timnas Indonesi
“Cukup blunder rotasi empat pemain yang dilakukan STY dilaga melawan Cina, ketimbang saat melawan Bahrain. Yang cukup fatal dan mengejutkan adalah dicadangkannya Thom Haye. Ini jelas mengurangi daya dobrak timnas, padahal Cina main biasa saja,” kata Akmal saat dihubungi, Selasa (15/10) malam.
Pada laga itu, Timnas Indonesia memang memiliki sejumlah peluang matang. Sayangnya, belum bisa dimanfaatkan menjadi gol. Bahkan, harus tertinggal 2 gol dibabak pertama dan baru bisa mencetak gol pada menit 86, setelah masuknya Thom Haye.
“Setelah tiga laga, STY harusnya sudah memiliki inti starting eleven yang menjadi andalan untuk laga-laga penting seperti ini. Jika ada perubahan, maksimal satu atau dua pemain, bukan empat pemain di rotasi. Jelas itu sangat riskan,” ujar Akmal.
Akmal juga meminta kesalahan Shin Tae-yong yang melakukan rotasi pemain pada laga melawan China harus dijadikan sebuah pelajaran berharga. Ia juga berharap skuad Garuda dapat kembali bangkit dan fokus menatap dua laga berikutnya.
“Secara permainan kita tidak kalah. Hanya Cina lebih efektif dalam memanfaatkan peluang. Dan nasih ada lima laga lagi dan peluang untuk ke Piala Dunia masih sangat terbuka, ujarnya.
“Semoga mental para pemain bisa bangkit dari kekalahan ini karena ke depan akan ada dua laga berat melawan Jepang dan Arab Saudi. Tinggal bagaimana STY bisa membangkitkan para pemain dari dua hasil yang tak sesuai ekspektasi di Bahrain dan Cina,” pungkasnya.