Teknologi Air Dome Pertama di Indonesia Dibangun di Kawasan PIK 2

Qnews.co.id – Dalam mendukung efesiensi pemakaian energi yang ramah lingkungan, kawasan SCBD Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, menjadi yang pertama di Indonesia menggunakan teknologi Air Dome dengan prosesi ‘blowing’.

Proyek ini digarap oleh PT Bressen Technology Indonesia sebagai inovasi teknologi baru untuk mendukung kegiatan konser, pasar modern, dan fasilitas olahraga dengan struktur Air Dome sesuai desain.

CEO PT Bressen Technology Indonesia, Shen Chao menjelaskan, proyek Air Dome ini menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan bangunan konvensional.

“Proyek ini memiliki dua aspek utama. Pertama, dari segi efisiensi biaya, biaya konstruksi Air Dome jauh lebih rendah dibandingkan bangunan konvensional dengan ukuran yang sama,” jelas Shen Chao, Selasa, (14/1/2025).

“Pemasangan SPIKE Air Dome hanya membutuhkan waktu dua minggu setelah semua material dan peralatan tiba di lokasi dibandingkan pembangunan tradisional yang memakan waktu bertahun-tahun,” sambungnya.

Selain itu, Air Dome juga memanfaatkan energi surya melalui strip transparan khusus untuk pencahayaan di siang hari, yang mengurangi kebutuhan listrik.

“Membran yang digunakan pada Air Dome juga memiliki isolasi yang sangat baik, menjaga panas dan mengurangi kebutuhan pendinginan, sehingga operasinya sangat hemat energi,” ujar Shen Chao.

SPIKE Air Dome dikawasan PIK 2 juga menjadi proyek percontohan untuk pembangunan Air Dome diberbagai wilayah lndonesia lainnya.

Sementara itu, Manajer Proyek PT Breesen Technology Indonesia, Ricky F. Nababan mengatakan bahwa banyak yang salah paham tentang Air Dome, terutama terkait risiko runtuh jika blower mati.

Untu itu, Ricky juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk mengunjungi SPIKE Air Dome di PIK 2 agar lebih memahami teknologi ini.

“Banyak yang salah paham, berpikir bahwa jika blower mati, Air Dome akan langsung runtuh. Padahal, udara di dalamnya bertekanan, sehingga jika blower mati, Air Dome hanya akan mengempis perlahan—sekitar 20% dalam satu jam, dan itu masih dapat dikelola,” jelas Ricky.

“Air Dome juga memiliki tekanan udara internal, dan semuanya didukung oleh genset cadangan, sehingga tidak akan terjadi kegagalan atau runtuh akibat masalah pasokan listrik dari PLN,” pungkasnya.

Dengan hadirnya teknologi Air Dome, pembangunan di Indonesia dapat memanfaatkan solusi inovatif yang menggunakan teknologi membran udara. Air Dome menawarkan efisiensi ekonomi dan operasional yang tinggi.

Dengan berbagai keunggulan ini, Air Dome diharapkan dapat diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia sebagai solusi ramah lingkungan dan efisien untuk berbagai kebutuhan bangunan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan