Qnews.co.id – PRODUKSI minyak Indonesia terus turun dengan laju 6% per tahun sehingga produksi minyak saat ini hanya sekitar 570 ribu barel per hari. Produksi tersebut dikuras dari cadangan eksisting atau remaining reserve yang hanya 4,3 miliar barel.
Bahkan bila tanpa tambahan cadangan, dengan 10.000 sumur baru pun produksi minyak tetap sulit meningkat. Sehingga bila tidak ada cadangan baru maka produksi minyak akan mencapai 400 ribu barel per hari beberapa tahun lagi.
Harapan masih ada, karena ada Unrecoverable Resource 48 miliar barel yaitu minyak yang tidak dapat diproduksi dengan cara produksi konvensional. Upaya mengubah Unrecoverable Resource menjadi Cadangan (Remaining Reserve) dikenal dengan Enhance Oil Recovery, disingkat EOR.
Kegiatan EOR yang paling sukses di Indonesia yaitu Injeksi Uap pada lapangan Duri di Riau tahun 1988, mampu meningkatkan produksi minyak dari 40.000 barel per hari menjadi 300.000 barel per hari. Namun injeksi uap hanya layak pada reservoir dangkal, kurang dari 500 meter. Sehingga EOR dengan kimia, baik Surfaktan maupun Polimer adalah pilihan untuk reservoir dengan kedalaman diatas 500 meter.
Namun EOR Kimia konvensional yang dikenal saat ini belum memberi kinerja yang ekonomis. Ini disebabkan konsep teknologi dari EOR kimia konvensional tidak berkembang secara teknologi sejak 50 tahun lalu sehingga peningkatan produksi minyak secara umum tidak ekonomis.
Teknologi SEMAR
Guna memperoleh solusi, dicarilah suatu referensi tentang teknologi EOR kimia yang secara teknis sudah berhasil secara umum signifikan meningkatkan produksi.
Sejak dekade 60-an sudah dilakukan
riset dan implementasi Surfaktan, Polimer dan Micellar. Dan akhirnya diketahui bahwa peningkatan cadangan dengan teknologi Micellar lebih efektif dan efisien secara teknis dibandingkan dengan teknologi Surfaktan Polimer, dikenal dengan ASP.
Walaupun sangat berhasil secara teknis, namun Teknologi Micellar konvensional tersebut sangat mahal karena menggunakan konsentrasi Surfaktan dan bahan kimia lain 15% sampai 20%. Sehingga tidak ekonomis untuk diterapkan secara luas.
No Need To Re-Invent The Wheel
Mengacu teknologi Micellar yang secara teknis sangat berhasil itu, maka PT. Patra Makmur Sejahtera melakukan evaluasi literatur dan teknis, penelitian intensif serta pengembangan di laboratorium untuk diterapkan di lapangan, sehingga diperoleh pemutakhiran Kinerja:
- Difusi untuk menembus unrecoverable resources yang kedap air.
- Afinitas terhadap batuan guna melepas minyak dari permukaan batuan tanpa perlu tekanan.
- Penyaluan micellar dengan viscous microemulsion guna meningkatkan mobilitas minyak.
Kinerja Difusi, Afinitas dan Penyapuan Micellar adalah kunci utama untuk meningkatkan produksi dan cadangan minyak. Berbagai kinerja tersebut tidak ada pada teknologi EOR kimia konvensional (ASP dan Surfaktan konvensional).
Hasil dari Peningkatan kinerja Difusi, Afinitas dan Penyapuan secara sangat signifikan maka konsentrasi yang diperlukan turun drastis yaitu 0,3% sampai 1% atau hanya 1/20 sampai 1/10 dari konsentrasi micellar konvensional yang perlu 15% hingga 20%.
Kinerja teknologi baru temuan
nasional ini memberi manfaat:
- Peningkatan Recovery dari konversi Unrecoverable Resource jadi cadangan dan produksi minyak secara ekonomis dan quick yield juga handal secara teknis, operasional dan ramah
lingkungan. - Peralatan injeksi sederhana sehingga ekonomis, cepat dan mudah dilaksanakan serta mampu ditangani masyarakat setempat yang tidak terampil sehingga membuka lapangan kerja lokal.
Teknologi Mutakhir Nasional ini dinamai dengan SEMAR yaitu singkatan dari Solution by chEmical Modifier to enhAnce Recovery.
Prakiraan kenaikan Produksi dan Cadangan Minyak Indonesia
Temuan Nasional Teknologi SEMAR, diharapkan melipatgandakan cadangan dari kondisi sekarang dan mencapai target produksi pemerintah 1 juta barrel per hari. Peningkatan produksi minyak meningkatkan pendapatan negara dan Pertamina dari produksi minyak.
Tambahan cadangan dan produksi minyak membawa Indonesia mencapai kemandirian energi dan ekonomi.
Oleh: Wisnu Nugroho