Teranyar, Pemerintah Tetapkan 2 KEK Baru di Banten dan Batam

Ilustrasi - Kawasan ekonomi khusus (KEK). Foto: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Qnews.co.id, JAKARTA –  Pemerintah telah menetapkan dua kawasan ekonomi khusus (KEK) baru berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2024 serta Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2024 pada 7 Oktober 2024

KEK baru itu meliputi KEK Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional Banten dan KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam. Kedua KEK baru itu akan berguna untuk memperkuat sektor kesehatan dan pendidikan.

Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Rizal Edwin Manansang mengungapkan setiap KEK memiliki fokus pengembangan yang spesifik. Nantinya lokasi tersebut diharapkan mampu memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian, menciptakan lapangan kerja, serta menarik investasi.

Langkah itu, kata Edwin, mencerminkan keseriusan pemerintah untuk meningkatkan daya saing ekonomi nasional melalui pengembangan sektor-sektor strategis yang memang sangat dibutuhkan.

Edwin menjelaskan, KEK Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional Banten di Kabupaten Tangerang akan bergerak di bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan internasional melalui pengembangan teknologi digital.

KEK itu diusulkan oleh PT Surya Inter Wisesa (SIW), anak perusahaan PT Bumi Serpong Damai (BSD). Kawasan dengan area sebesar 59,68 hektare (ha) itu berlokasi di Kabupaten Tangerang.

Disertai target realisasi investasi mencapai Rp18,8 triliun saat beroperasi penuh, KEK di Kabupaten Tangerang diharapkan mampu menyerap tenaga kerja hingga 13.446 orang.

KEK itu nantinya akan menjadi pusat pendidikan internasional dengan beroperasinya Monash University sebagai salah satu universitas terbaik ke-37 di dunia, bidang riset, ekonomi digital.

Selain itu, akan diikuti dengan pengembangan teknologi melalui target 100 perusahaan rintisan (startup), bidang kesehatan dengan pelayanan yang terintegrasi, serta industri kreatif.

Penetapan KEK Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional Banten bertujuan untuk mempercepat penciptaan lapangan kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Selain berkontribusi pada pembangunan ekonomi lokal, KEK Banten juga dirancang untuk mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi nasional.

PT Surya Inter Wisesa yang merupakan pengusul, akan membawa jaringan praktisi kesehatan internasional. Perusahaan tersebut akan berfokus pada estetika medis.

Sementara di bidang teknologi, kawasan itu diharapkan menjadi pusat digital (digital hub) dan inkubator bagi perusahaan rintisan (startup).

“Kehadiran perguruan tinggi luar negeri di kawasan itu akan memperkaya ekosistem pendidikan, menjadikan KEK tersebut sebagai pusat inovasi, teknologi, dan pendidikan berstandar internasional,” papar Edwin.

Kemudian, KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam, telah diinisiasi oleh PT Karunia Praja Pesona. KEK tersebut menargetkan realisasi investasi hingga Rp6,91 triliun dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 105.406 orang.

Apollo Hospital India, kata Edwin, selaku investor utama telah berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan layanan kesehatan berstandar internasional. Apolo juga akan terlibat dalam peningkatan medical-tourism, yang ditargetkan rampung dan beroperasi pada 2026.

Terbentuknya KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam menjadi momentum terjadinya penghematan devisa hingga Rp500 miliar.

KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam diharapkan mampu memberikan layanan kesehatan berstandar internasional dengan menggandeng Apollo Hospitals, penyedia layanan kesehatan swasta terbesar di India.

Apollo selama ini dikenal sehubungan dengan kemampuannya menyediakan perawatan berkualitas internasional dengan biaya yang terjangkau.

Dengan spesialisasi dalam berbagai layanan kesehatan seperti onkologi, kardiologi, neurologi, serta perawatan bedah berbasis robotik, kehadiran Apollo di Batam diharapkan bisa membuka peluang bagi KEK untuk menawarkan perawatan kelas dunia.

“Ini akan memperkuat posisi Batam sebagai destinasi pariwisata kesehatan regional, sekaligus mengurangi pengeluaran devisa melalui peningkatan layanan medis dalam negeri. Hal itu akan membantu masyarakat sehingga tidak perlu lagi mencari perawatan ke luar negeri,” papar Edwin.

Lebih lanjut, Edwin menilai KEK Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional Banten dan KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam, akan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang berdaya saing tinggi di sektor pendidikan, kesehatan, dan pariwisata medis.

Kedua KEK tersebut turut memberikan dampak positif, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun pengembangan sumber daya manusia.

Sebagai informasi, Indonesia telah memiliki 22 KEK, terdiri dari 12 KEK industri yaitu Gresik, Kendal, Sei Mangkei, Arun Lhokseumawe, Galang Batang, Morotai, Palu, Sorong, MBTK, Bitung, Tanjung Sauh, dan Setangga.

Berikutnya, 7 KEK pariwisata, terdiri dari Mandalika, Lido, Tanjung Lesung, Kura Kura Bali, Tanjung Kelayang, Likupang, dan Sanur untuk pariwisata-kesehatan). Lalu 2 KEK digital yakni Nongsa dan Singhasari, serta 1 KEK jasa lainnya (KEK MRO), yaitu Batam Aero Technic (BAT).

Dengan bertambahnya dua KEK baru, total KEK yang telah ditetapkan oleh pemerintah menjadi 24 KEK. Adapun 8 KEK lainnya masih dalam proses penetapan.

Secara kumulatif, sejak berdirinya KEK hingga Juni tahun 2024, sebanyak 22 KEK berhasil mencatatkan investasi sebesar Rp205,2 triliun. Dari sisi tenaga kerja terjadi penyerapan mencapai 132.227 orang, dengan total 368 jumlah pelaku usaha yang aktif di KEK.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan