Qnews.co.id – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI angkat bicara terkait insiden perkelahian massal antara sejumlah warga negara Indonesia (WNI) dan pekerja asal Bangladesh di Malaysia.
Peristiwa ini terjadi di proyek pembangunan Bangsar Hill Park pada Senin, 14 Juli 2025, sekitar pukul 11.25 waktu setempat.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, menyampaikan bahwa pihaknya bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur langsung menangani kasus tersebut begitu menerima laporan.
“KBRI Kuala Lumpur menerima informasi terkait insiden perkelahian massal antara sejumlah pekerja WNI dan Bangladesh di lokasi proyek pembangunan Bangsar Hill Park,” kata Judha dalam keterangan resminya.
Ia menjelaskan bahwa insiden tersebut dipicu oleh kesalahpahaman antar pekerja. Akibat perkelahian itu, seorang WNI berinisial S ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di lokasi kejadian. Korban langsung dilarikan ke Hospital Kuala Lumpur untuk mendapatkan perawatan medis.
“Yang bersangkutan sudah keluar dari rumah sakit dan dalam kondisi membaik. Tidak ada WNI yang meninggal dalam peristiwa ini,” tegas Judha.
Menindaklanjuti kejadian ini, aparat kepolisian Malaysia telah melakukan penyelidikan dan menangkap sembilan pekerja asal Bangladesh yang diduga terlibat dalam perkelahian tersebut. Saat ini, situasi dinyatakan sudah kondusif.
Pihak manajemen proyek pun telah mengambil langkah-langkah pencegahan, seperti memisahkan kelompok pekerja yang terlibat serta memperketat pengawasan di lokasi kerja guna menghindari konflik serupa di masa mendatang.
Sebelumnya, beredar video yang memperlihatkan dugaan pengeroyokan terhadap pekerja migran Indonesia asal Madura oleh sejumlah warga Bangladesh di kawasan Bangsar.
Dalam rekaman itu, tampak beberapa orang memukul satu individu yang diduga merupakan pekerja migran dari Indonesia.
Informasi awal menyebutkan bahwa kekerasan ini dipicu oleh ketegangan lama yang terjadi di antara kelompok pekerja di lokasi proyek tersebut.
Kemlu RI mengimbau seluruh WNI di luar negeri untuk menjaga ketenangan, menghindari provokasi, dan segera melapor kepada perwakilan RI setempat apabila menghadapi persoalan serupa.