Qnews.co.id, JAKARTA – Anda yang kerap berselancar di dunia maya perlu berhati-hati dengan maraknya modus penipuan untuk membobol data pribadi.
Penyelidik Konsumen Abc7 Jason Knowles mengingatkan bahwa penipu kerap menggunakan situs web palsu yang tampak seperti asli. Tujuannya untuk mencuri kata sandi, informasi akun, dan info pribadi lainnya yang tersimpan di akun Anda.
“Mereka biasanya menghubungi Anda melalui teks atau email, tetapi ada kemungkinan Anda dapat menemukannya saat mencari secara online,” kata Knowles dikutip dari abc7chicago.com, Sabtu (16/11).
Para penipu, kata Knowles, menggunakan nama merek besar yang dipercayai publik. “Dan para pencuri menyamar sebagai orang asli untuk menipu Anda,” ujarnya.
Situs web itu, tampak seperti halaman login yang sah untuk merek seperti Microsoft, Google, Meta, USPS, dan bahkan halaman login palsu untuk Netflix. Para penipu tidak mencoba untuk menayangkan acara Anda, “Jadi, beberapa orang di rumah mungkin bertanya, ‘Nah, mengapa mereka menginginkan kata sandi Netflix saya?’” papar Jason Knowles.
“Apakah kartu kredit Anda tersimpan di akun Netflix Anda?” ujar Karin Zilberstein dari kelompok keamanan siber Guardio.
Zilberstein mengingatkan, “Semua kejahatan siber menghasilkan uang. Mungkin dalam satu langkah, mungkin dalam beberapa langkah, tetapi semuanya mengarah pada kerugian finansial.”
Lebaga Guardio baru-baru ini menemukan adanya pemalsuan, dengan modus mencantumkan situs dan merek teratas yang paling banyak ditiru.
“Banyak orang memiliki akun Microsoft, akun Google, akun Meta. Dan sangat umum menerima permintaan seperti itu,” ujar Zilberstein.
Satu-satunya hal terkait permintaan tersebut adalah bahwa permintaan tersebut tidak asli. “Permintaan tersebut palsu dan merupakan upaya phishing yang mencoba mendapatkan informasi login seseorang,” papar Zilberstein.
Setelah peretas mengelabui Anda agar bisa masuk, mereka akan mendapatkan kata sandi, informasi akun, dan info pribadi lainnya yang telah Anda simpan di akun tersebut.
“Jadi, dengan munculnya AI, semua situs web palsu yang mengarah ke komunikasi tersebut tampak sangat nyata,” ungkap Zilberstein.
Modus penipuan lainnya adalah dengan mengkloning situs web populer Coinbase. Pakar teknologi Guardio mengingatkan bahwa di masa depan akan lebih banyak kasus penipuan berbasis kripto. Hal ini seiring kebijakan pemerintahan Donald Trump yang sangat pro kripto.
“Kami melihat lonjakan penipuan kripto, terutama di sekitar musim pemilihan dan setelahnya. Dan kami memperkirakan tren ini akan terus berlanjut,” ujar Zilberstein.
Lebih jauh Zilberstein mengingatkan agar selalu menghindari tautan yang dikirimkan seseorang kepada Anda. Akan lebih baik untuk melakukan log-in ke akun pribadi yang dimiliki, dengan tidak mengklik tautan yang diberikan.
Hal itu sangat berbahaya, bahkan meskipun Anda tidak memberikan informasi, mengklik tautan tersebut akan menginstal malware di perangkat Anda.
“Anda juga biasanya dapat mengetahui tautan itu palsu dengan memeriksa bilah alamat dan URL,” papar Zilberstein.
Jika link tersebut palsu, Anda biasanya akan menemukan kata-kata dan huruf tambahan yang tidak cocok atau tampak benar.
“Kami juga menghubungi banyak merek yang ditiru. Banyak dari mereka mengatakan bahwa mereka secara proaktif memperingatkan konsumen tentang penipuan ini dan mengirimkan tautan yang mendidik konsumen,” paparnya
Sementara itu, Microsoft menyampaikan bahwa mereka mendorong pelanggan agar selalu mempraktikkan kebiasaan komputasi yang baik secara daring. Termasuk berhati-hati saat mengklik tautan ke halaman web, membuka file yang tidak dikenal, atau menerima transfer file dari sumber yang tidak dikenal.
Microsoft juga merekomendasikan penggunaan pendekatan keamanan berlapis dengan langkah-langkah autentikasi yang kuat.