Qnews.co.id, JAKARTA – Pengamat politik Ujang Komarudin menganalisa rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak akan menghadiri pelantikan Prabowo Subianto menjadi Presiden pada 20 Oktober 2024.
Ujang menilai, ketidak hadiran Presiden Jokowi dalam acara pelantikan tersebut bukan berarti retaknya hubungannya dengan Prabowo.
“Tidak hadirnya Jokowi pada acara tersebut lebih kepada alasan yang bersifat protokoler atau pribadi. Hal ini jangan serta-merta dikaitkan dengan isu keretakan hubungan,” kata Ujang dihubungi Qnews.co.id, Jumat (11/10).
Dosen Universitas Al Azhar itu mengimbau kepada publik untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu yang belum terbukti kebenarannya. Sebab, hal tersebut bisa memecah belah bangsa.
Dia mengajak agar masyarakat dapat berpikir positif dan turut menjaga stabilitas politik Indonesia dengan tidak mudah percaya pada berita (hoax).
“Kalau saya melihat, yang positif saja, transisi ini harus kita kawal kita jaga agar berjalan lancar dan mulus, baik Presiden Jokowi maupun Prabowo adalah figur penting dalam politik Indonesia saat ini,” tuturnya.
Menurut Ujang, keutuhan hubungan Prabowo-Jokowi dapat menjaga stabilitas politik nasional dan akan berdampak pada kemajuan bangsa Indonesia selama masa kepemimpinan Prabowo menjadi Presiden.
“Keutuhan hubungan mereka akan berpengaruh besar terhadap stabilitas politik nasional,” pungkas Ujang.