Qnews.co.id, JAKARTA – Analis Quotient Fund Indonesia Regen Lee membeberkan perkiraaan Goldman Sachs terkait harga emas (GLD) di awal September. Diperkirakan harga emas akan mencapai USD2.700 per ons tahun depan.
“Sebulan kemudian, mereka menaikkan perkiraan ini menjadi USD2.900 per ons pada tahun 2025, dengan alasan permintaan yang kuat dari investor institusional dan bank sentral,” kata Regen kepada Qnews.co.id, Senin (7/10).
Hingga 6 Oktober, harga emas stabil di USD2.653 per ons, meskipun menurun sedikit selama seminggu terakhir. Namun, dalam rata-rata sebulan terakhir, harga emas naik 6,35% terhadap dolar AS.
“Bank sentral dan pembeli eceran juga meningkatkan cadangan emas mereka. Optimisme tentang harga emas telah didukung oleh bank investasi Swiss UBS dan Bloomberg Intelligence,” paparnya.
Sementara itu, perak (SLV) telah naik ke level tertinggi dalam 12 tahun, mencapai USD32,20, atau naik 36% pada tahun 2024.
“Kendati begitu, tantangan tetap ada. Itu karena perak berada di persimpangan menuju target USD50, belum tercapai sejak 2011,” ujarnya.
Meskipun pola bullish menunjukkan potensi kenaikan, lonjakan mungkin menghadapi tekanan. Regen optimistis, mengaitkan situasi saat ini dengan kenaikan besar di masa lalu.
“Jika perak menembus resistance USD32,50, potensi mencapai USD50 semakin kuat,” paparnya.
Sementara itu, minyak (USO) berada dalam keadaan rentan akibat meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, yang memicu kekhawatiran akan konflik besar dan potensi gangguan pasokan minyak dari Timur Tengah.
“Sehingga mendorong harga minyak naik,” jelasnya.
Meskipun harga minyak tetap stabil setelah serangan Hamas terhadap Israel, analis percaya OPEC memiliki kapasitas cadangan untuk mengimbangi potensi kerugian pasokan dari Iran, dengan kapasitas lebih dari 5 juta barel per hari.
“Namun, jika konflik meluas dan infrastruktur minyak Iran menjadi target, harga minyak Brent bisa melonjak di atas USD80 per barel,” kata Regen
Meskipun ada kekhawatiran tentang kemungkinan serangan terhadap infrastruktur minyak Iran, banyak analis meragukan dampaknya. Mereka menyatakan bahwa penyebab perang dan kerusakan yang lebih luas harus dibuktikan sebelum pasar minyak menjadi sangat terpengaruh.
Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan consulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489