Qnews.co.id, JAKARTA – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS dibuka menurun pada perdagangan Selasa (29/10), sering pasar mengamati perkembangan situasi ketegangan di Timur Tengah.
Pada awal perdagangan Selasa (29/10), rupiah sempat melemah 19 poin atau 0,12 persen. Nilainya menjadi Rp15.743 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.724 per dolar AS.
“Pasar masih menunggu kelanjutan dari situasi di Timur Tengah pascaIsrael menyerang Iran dan negara lainnya. Potensi eskalasi ketegangan masih terbuka lebar,” kata Ariston Tjendra, pengamat pasar uang dikutip dari ANTARA di Jakarta, Selasa (29/10).
Selain itu, pasar juga masih menantikan kemenangan Donald Trump di Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) pada pekan depan. Saat itu, Trump bisa kembali memicu perang dagang dan memberikan sentimen negatif ke perekonomian global sehingga dolar AS pun menjadi alternatif aset aman.
“Pagi ini indeks dolar AS masih terpantau di atas level 104. Itu artinya dolar AS masih relatif kuat dibandingkan nilai tukar lainnya,” papar Ariston.
Pasar juga masih terus menunggu serangkaian data tenaga kerja AS yang rencananya siap dirilis pada pekan ini. Data tersebut menjadi penting karena merupakan indikator kesehatan ekonomi AS.
“Data yang lebih positif dipastikan akan mendorong penguatan dolar AS karena bisa mengurangi peluang pemangkasan suku bunga acuan AS,” terangnya.
Ariston menilai potensi pelemahan rupiah akan mengarah ke level Rp15.760 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar Rp15.670 per dolar AS hari ini.