Qnews.co.id, JAKARTA – Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S Atmawidjaja mengungkapkan Nanjing Hydraulic Research Institute (NHRI) Tiongkok berminat dalam pembangunan tanggul laut Indonesia.
Endra yang juga Juru Bicara Kementerian PUPR itu menjelaskan ketertarikan NHRI, namun ia belum bisa memastikan sejauh apa keterlibatan mereka nantinya.
“Mereka menyampaikan minat (interest), tapi apakah nanti engage apa tidak, kita belum tahu. Tapi minat itu ada tindak lanjutnya,” kata Endra, di Jakarta, Sabtu (5/10).
Menurut Endra, selain China terdapat dua negara lain yang menyatakan minatnya untuk terlibat di National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Negara tersebut adalah Korea Selatan dan Belanda.
“Nanti mereka akan dalami, kemudian akan melihat sejauh mana bisa involve atau bahkan bisa ikut menginisiasi pembangunannya,” paparnya.
Jadi hingga sejauh ini, kata Endra, yang ada baru sebatas pernyataan minat. Nantinya, mereka akan menjajaki kemungkinan untuk investasinya.
“Dari statement of interest sampai ke realisasi itu cukup panjang,” ujar Endro.
Menurut Endra, NHRI Tiongkok adalah satu institusi yang kuat di Tiongkok. NHRI juga terkenal berpengalaman karena pernah terlibat membangun bendungan besar dan tanggul laut di Tiongkok.
“NHRI ikut membangun bendungan-bendungan besar di Tiongkok, termasuk juga tanggul laut,”kata Endra.
Mereka nantinya, ujar Endra, akan menurunkan tim ahlinya untuk melihat terlebih dahulu. Setelah itu, mereka akan berdiskusi dengan pakar-pakar Indonesia.
Ia menambahkan, “Mungkin juga dengan studi yang sudah mereka dalami sebelumnya.”
Sebagai informasi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan pertemuan dengan pihak Nanjing Hydraulic Research Institute (NHRI). Pertemuan tersebut merupakan bagian dari kunjungan kerjanya ke Tiongkok untuk menjajaki peluang kerja sama pembangunan pemecah gelombang (breakwaters).
Termasuk juga berbagai macam struktur tanggul laut (sea dikes) yang mungkin bisa diterapkan di Indonesia.
Nantinya pertemuan akan ditindaklanjuti dengan rencana kunjungan tim NHRI ke Indonesia. Setelah itu NHRI akan menelaah sejumlah data dan menilai kajian basic design yang sudah disusun oleh tim ahli dari Korea Selatan, Belanda dan Kementerian PUPR.
Pada pertemuan itu, Menteri Basuki menekankan tentang pentingnya pembuatan model fisik sea dikes dengan memanfaatkan laboratorium Sumberdaya Air di Bandung dan laboratorium Pantai di Bali Utara.
Hal tersebut merupakan bagian dari transfer pengetahuan pihak Tiongkok ke Indonesia. Selanjutnya, rencana pembiayaan akan menggunakan skema loan.