Qnews.co.id, JAKARTA – Pentingnya teknologi digital yang mampu mendekatkan layanan bank dengan para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) tanpa meningkatkan biaya overhead (pengeluaran operasional) menjadi sebuah keharusan saat ini.
“Kalau ada teknologi digital atau teknologi lain yang bisa mendekatkan layanan bank dengan masyarakat tanpa meningkatkan overhead dari bank, itu yang saya ingin dorong,” ujar Ferry Irawan, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Kamis (12/9).
Menurut Ferry, kerja sama antara Mercy Corps Indonesia (MCI) dan Nikel (financial technology) untuk memberdayakan pelaku usaha kecil menengah (UKM) perempuan di Indonesia melalui chatbot ´Bu Mira´ (mitra bisnis daring untuk membantu pelaku UMKM perempuan mengembangkan bisnis) akan mendorong tingkat literasi keuangan dan akses pinjaman.
Apalagi, lanjut dia, MCI dan Nikel menargetkan pelaku usaha perempuan. Mereka yang notabene menjadi segmen prioritas pemerintah untuk memperoleh literasi dan inklusi keuangan.
“Kami di Kemenko pasti support dan implementasinya membutuhkan dorongan juga dari teman-teman yang lain,” ungkap Ferry.
Inovasi chatbot Bu Mira dinilai sejalan dengan Program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN). Gerakan yang didesain untuk mendorong pencapaian inklusi keuangan 98 persen di tahun 2045.
Dalam hal ini, semua pemangku kepentingan yang berkaitan dengan inklusi dan literasi keuangan diharapkan ikut berpartisipasi mencapai target tersebut.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah bekerja sama di antara pemangku kepentingan. Dengan demikian akan tercipta berbagai instrumen dan aktivitas yang bisa meningkatkan edukasi, literasi, dan inklusi keuangan.
“Saya percaya dengan teknologi ini (chatbot Bu Mira), kita bisa mendekatkan layanan, mendekatkan jarak, mengefisienkan waktu, sehingga memudahkan akses layanan keuangan masyarakat itu bisa meningkat, at the end kesejahteraan itu bisa meningkat,” papar Ferry.
MCI dan Nikel berkolaborasi dengan menghadirkan chatbot Bu Mira. Aplikasi itu menyediakan sumber daya seperti modul edukasi, alat dan informasi keuangan, serta proses pengajuan pinjaman yang lebih sederhana bagi pelaku UMKM perempuan.
Upaya itu diharapkan bisa membangun ketahanan finansial jangka panjang para pelaku UMKM. Juga mendukung target pemerintah mendistribusikan pinjaman kepada UMKM sebesar 30 persen di tahun 2024, serta mencapai inklusi keuangan sebesar 98 persen pada tahun 2045.
“Bu Mira merupakan salah satu contoh inovasi yang memberikan dukungan nyata bagi UMKM perempuan dengan cara yang sangat sederhana dan relevan,” ujarnya.
Melalui Bu Mira, Direktur Public Policy PT Mastercard Indonesia Wilson Siahaan menyebut, UMKM perempuan dapat dengan mudah mengakses modul pendidikan, instrumen keuangan, dan aplikasi bisnis melalui WhatsApp.
WhatsApp merupakan aplikasi yang sangat populer dan banyak digunakan. “Aplikasi ini akan memberdayakan mereka dengan sumber daya dan dukungan yang mereka butuhkan untuk bisnis mereka,” ujar Wilson.
Sebagai informasi, Nikel merupakan fintech yang menyediakan akses ke layanan keuangan untuk bank dan non bank. Berbagai produk yang ditawarkan meliputi sistem penerimaan pinjaman, sistem manajemen pinjaman, sistem pendeteksi penipuan, dan solusi kartu kredit.