Qnews.co.id, JAKARTA – Analis Quotient Fund Indonesia, Regen Lee menjelaskan bahwa permintaan emas, termasuk investasi OTC telah meningkat sebesar 5% YoY menjadi 1.313 ton. Sebuah rekor pada kuartal ketiga.
“Pertumbuhan itu tercermin dari harga emas yang mencapai rekor tertinggi baru selama kuartal tersebut,” kata Regen kepada Qnews.co.id di Jakarta, Kamis (31/10).
Nilai permintaan melonjak 35% YoY melebihi USD100 miliar untuk pertama kalinya. Aliran masuk ETF emas global menjadi pendorong utama pertumbuhan, dengan Q3 menjadi kuartal positif pertama sejak Q1’22.
Investasi batangan dan koin turun 9% YoY, dengan kuartal yang kuat di India. Konsumsi perhiasan emas turun sebesar 12% YoY, namun permintaan meningkat, mencapai lebih dari USD36 miliar.
Pembelian bank sentral melambat pada Q3, namun pembelian y-t-d sejalan dengan 2022. Sementara itu, AI terus mendukung penggunaan emas dalam teknologi, sehingga tumbuh 7% YoY. Adapun harga emas LBMA terus menembus rekor tertinggi berturut-turut selama Q3, dengan harga rata-rata 28% lebih tinggi YoY pada USD2.474/oz.
“Arus investasi menjadi kunci kinerja emas pada Q3 dengan penurunan suku bunga, diversifikasi portofolio, ketidakpastian geopolitik, hingga momentum pembelian jadi pendorong utama,” ujarnya
Sementara itu, perak telah menjadi logam mulia yang paling dicari di India. Penjualannya meningkat 30-35% tahun ini meskipun harga emas 40% lebih tinggi dari Dhanteras terakhir.
“Ini merupakan pertama kalinya pasar perhiasan India mengalami permintaan sebesar itu, karena banyak pembeli beralih ke perak ketimbang emas,” ujarnya.
Harga emas yang tinggi menghalangi banyak pembeli, mendorong mereka untuk menilai perak sebagai gantinya.
“Permintaan industri yang tinggi untuk perak, utamanya dari produsen EV juga sedang booming, menjadikannya sebagai logam mulia yang paling dicari saat ini,” papar Regen.
Sementara itu, penjualan perak telah turun 15% menjadi sekitar 35-36 ton dibandingkan dengan 42 ton pada musim liburan terakhir. Namun, berhubung kenaikan harga rata-rata logam kuning sebesar 30%, maka penjualan dalam hal nilai lebih tinggi hampir Rs 28.000 crore dari sekitar Rs 24.000-25.000 crore tahun lalu.
World Gold Council memproyeksikan permintaan emas India bisa mencapai level terendah dalam empat tahun pada 2024, karena reli harga yang memecahkan rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Adapun harga emas di NYMEX telah melampaui angka USD2.800 per ounce untuk pertama kalinya dalam sejarah, dipengaruhi oleh ketidakpastian global, bank sentral, industri energi surya dan pemilihan AS.
“Khusus permintaan emas di India bisa mencapai 700 ton hingga 750 ton pada 2024, terendah sejak 2020 dan turun dari 761 ton pada tahun lalu,” jelasnya.
Berikutnya minyak. Serangan Israel terhadap pertahanan udara Iran di dekat fasilitas energi telah menimbulkan kekhawatiran, namun serangan menghindari infrastruktur minyak secara langsung.
Standard Chartered percaya bahwa pasar meremehkan risiko serangan terhadap infrastruktur energi Iran pasc-pemilihan presiden AS.
Harga minyak mentah benchmark turun dalam penurunan satu hari terbesar selama lebih dari dua tahun, setelah Israel meluncurkan serangan balasan terbatas terhadap Iran.
“Serangan sebagian besar menghindari fasilitas energi, sehingga mengurangi kekhawatiran akan gangguan pasokan global,” katanya.
Israel sengaja memilih untuk membombardir sistem pertahanan udara dan situs produksi rudal di tiga provinsi Iran. Karena itu sejumlah analis menjelaskan kurangnya serangan terhadap infrastruktur minyak atau fasilitas nuklir membuka pintu bagi kedua belah pihak untuk mengurangi konflik.
Sementara itu, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei meredakan retorika perang dengan menahan diri dari pembicaraan tentang pembalasan segera.
Karena itu, analis komoditas di Standard Chartered mengambil pandangan yang lebih terhadap nuansa situasi tersebut. Kerusakan pada pertahanan udara di infrastruktur energi Iran telah meningkatkan kerentanan mereka terhadap serangan di masa depan.
Harga minyak telah memangkas beberapa kerugian besar pada Senin (28/10), dengan Brent crude untuk pengiriman Desember naik 2,1% dan diperdagangkan pada USD72,50 per barel. Adapun kontrak WTI crude yang sesuai juga naik 2,0% dan diperdagangkan pada USD68,62 per barel.
Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan consulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489