Qnews.co.id, KETAMBE – Satu emas dari nomor Head to Head (H2H) R4 putri, membuat Jawa Barat menyalip Sumatera Utara di klasemen perolehan medali sementara cabang arung jeram Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara.
Emas tersebut diperoleh Jawa Barat usai mengalahkan DIY Yogyakarta di partai final yang berlangsung di Sungai Alas Ketambe, Aceh Tenggara, Minggu (15/9/2024).
Hingga kemarin, Jawa Barat memuncaki klasemen medali sementara dengan tiga medali emas. Disusul oleh Sumatera Utara dengan dua emas, dua perak, dan satu perunggu. Kemudian di tempat ketiga ada Aceh dengan satu emas, dua perak.
Posisi keempat dihuni oleh DKI Jakarta dengan satu emas. Lalu di peringkat lima ada Jawa Timur dengan 2 perak
Pada nomor H2H R6 putri, para mojang priyangan mampu menghasilkan waktu tercepat 1 menit 48,04 detik. Sementara DIY finis dibelakangnya dengan waktu 2 menit 00,95 detik dan berhak atas perak.
“Luar biasa perlombaannya. Alhamdulillah, hari ini kita bisa memberikan yang terbaik untuk Jawa Barat dan untuk tim lainnya sama kerennya. Ini sesuai dengan target yang diberikan, kuncinya, yakni fokus dengan yang telah diinstruksikan oleh pelatih,” kata Kapten Tim Jawa Barat, Nita Karlina selepas perlombaan.
Pada pertandingan kemarin, Jawa Barat menerapkan strategi yang sama dengan sebelum-sebelumnya, yakni mengambil putaran di boyan 3 dan 4. Sebaliknya DIY yang mencoba mengambil putaran lebih awal malah terjebak cukup lama di eddy saat akan mengitari boyan 2, hingga membuat mereka cukup tertinggal jauh pada saat 50 meter terakhir jelang garis finis.
“Ini bagian dari strategi, kami sudah melakukannya sejak awal. Pilihan boyan 3 dan 4 untuk putaran, karena deket dengan arus yang deras, jadi keluar dari putarannya lebih mudah,” tambahnya.
Medali perunggu diambil oleh Sumatera Barat yang secara dramatis sukses mengatasi DKI Jakarta di lomba ini. Waktu yang dihasilkan Sumatera Barat 05,37 detik lebih cepat dari raihan DKI Jakarta yang menyentuh garis finis dengan waktu 2 menit 18,37 detik.
Bagi Sumatera Barat, hasil ini sangat istimewa. Karena ini menjadi medali pertama mereka setelah empat hari perlombaan arung jeram.
“Sangat menegangkan. Kami mati-matian, karena kami harus membawa pulang medali. Kami ingin membuktikan bahwa Sumatera Barat bisa, Sumatera Barat juga juara. Kami tidak selalu di bawah, tapi kami juga bisa di atas,” ujar pedayung Sumatera Barat, Ade Wahyu Fadillah.
Memang diakuinya sejak awal DKI memang mendominasi, tetapi dia menegaskan, jika timnya punya tekad yang kuat. Ade bersama rekan-rekannya pun mengaku memasrahkan hasil dan mencoba konsentrasi pada perlombaan di lintasan.
“Meski kita di atas kertas, lebih lemah dari DKI, tapi kami berkeyakinan bahwa kami bisa. Kami pasti juara,” ungkapnya.
Sementara itu, hasil nomor H2H R6 putra ditangguhkan. Final nomor ini mempertemukan DKI Jakarta dan Sumatera Utara. Saat pertandingan DKI menyentuh finis lebih cepat dibandingkan Sumatera Utara, tetapi kemudian Sumatera Utara mengajukan protes.
Menurut mereka, di boyan 1 pedayung DKI mendorong perahu Sumatera Utara untuk mencoba menghalang jalan mereka di lintasan.
Setelah Dewan Juri melakukan koordinasi, protes Sumatera Utara ditolak karena dinilai tidak terbukti. Namun, Sumatera Utara tetap menolak putusan Dewan Juri dan mereka memilih mengajukan banding. Saat ini proses banding sedang berjalan, karena itu penetapan pemenang di nomor H2H R6 putra belum diumumkan lebih dahulu.
Sebelumnya, drama juga terjadi di babak semifinal 1 antara DKI Jakarta dan Aceh. Sama-sama mengambil jalur putaran yang sama di boyan 3 dan 4, Aceh menyalip saat melakukan putaran di boyan terakhir dan finis lebih dahulu dari pada DKI.
Hanya saja, DKI langsung melakukan protes ke meja Dewan Juri. Menurut ofisial DKI, Zulham Peliang, mereka menemukan adanya pelanggaran dan indikasi jika boyan 2 terlepas.
Setelah melihat rekaman video dari juri serta dari pihak DKI Jakarta dari berbagai angle, Dewa Juri akhirnya memutuskan jika benar telah terjadi intensional contact (kontak yang disengaja) di lintasan oleh pedayung Aceh ke pedayung DKI. Protes DKI pun diterima, dan Aceh terpaksa harus menerima jika mereka gagal melangkah ke final A.
Aceh pun pada akhirnya berlapang dada dan tidak mengajukan banding. Mereka pun memutuskan tetap bertanding dengan Kalimatan Timur di final B untuk perebutan perunggu. Aceh pun finis terdepan. Para pedayung Aceh pun langsung menangis haru saat naik ke permukaan dan disambut oleh Kadispora Aceh Tenggara.
Perlombaan arung jeram di hari libur ini diminati oleh masyarakat Aceh Tenggara. Hampir sekitar 5.000 orang menyaksikan secara langsung di Sungai Alas yang berada di Taman Nasional Gunung Leuser ini. Sambil berpiknik, mereka menyemangati bukan hanya atlet Aceh, tetapi juga atlet lainnya yang sedang berlomba. Bahkan, ada yang antusias bertanya soal aturan arung jeram. Para peraih medali selalu diminta foto bersama oleh para pengunjung mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.
Senin (16/9/2024), perlombaan akan berpindah tempat ke Jambur Mamang, Sungai Mamas. Kegiatan akan diawali dengan latihan resmi, kemudian berlanjut dengan Kapten Meeting pada sore harinya. Sementara untuk keputusan peraih medali nomor H2H R4 putra akan diumumkan secara resmi setelah sidang banding selesai.